Dari 27.003 debitur atau pelaku usaha itu, sebanyak 24.893 terdiri dari pelaku usaha mikro yang sudah mengembangkan usahanya, sisanya mendapat KUR kecil dan menengah.
Selain mendorong ekonomi kerakyatan, Bank Sumsel Babel juga bersinergi dengan pemerintah guna menekan inflasi. "Pada 2023 target KUR sudah capai target, tapi realisasinya masih harus di-update," papar dia.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mendapat alokasi KUR terbesar tahun 2024, senilai Rp165 triliun atau tercatat lebih rendah dibanding target 2023 Rp194,4 triliun.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan perseroan berkomitmen memenuhi target tersebut mengingat saat ini BRI sudah memiliki infrastruktur yang memadai serta sumber pertumbuhan baru melalui Ekosistem Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM.
Dikatakan, pada tahun 2023, BRI menyalurkan KUR Rp163,3 triliun kepada 3,5 juta debitur. Mayoritas penyaluran KUR BRI disalurkan untuk sektor produksi dengan proporsi mencapai 57,38 persen.
“BRI juga saat ini telah memiliki sumber pertumbuhan baru melalui Holding Ultra Mikro yang diyakini dapat mendorong penyaluran KUR kepada grassroot,” terangnya.
Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setda Sumsel, Basyaruddin Akhmad mengatakan rasio kredit pelaku UMKM semula berada di rentang 18-20 persen dari total kredit nasional. Pada tahun depan akan ditingkatkan menjadi lebih dari 30 persen.
“Khusus untuk sektor UMKM pada tahun 2024 akan diupayakan peningkatan rasio kredit dengan memberikan alokasi kredit yang lebih besar,” katanya.
Penambahan itu bertujuan untuk mengatur para UMKM agar naik kelas dari mikro menjadi usaha kecil, kemudian usaha kecil menjadi usaha menengah, dan seterusnya.
Selain itu, imbuhnya, sejak beberapa tahun terakhir Pemerintah Sumsel mendorong penyaluran KUR secara klaster.
Salah satunya yakni KUR klaster bidang pertanian yang dapat digunakan petani untuk keperluan operasional seperti pembelian pupuk maupun alat pertanian.
Dengan begitu, petani diharapkan dapat melakukan kerjasama dengan aplikasi digital mulai dari supply, offtake, teknologi hingga kemitraan KUR.
“KUR juga harus bisa dimanfaatkan nilai tambah pasca panen. Sehingga KUR bisa dirasakan oleh petani,” tegasnya.
Pengamat Perbankan Sumsel, Kemas Afandi Abdullah mengakui kebijakan makroprudensial BI mendorong perbankan mengoptimalkan penyaluran kredit UMKM maupun KUR.
“Penyaluran KUR sangat memberdayakan karena UMKM bisa meningkatkan produksi dan kapasitas usaha melalui pinjaman yang diberikan bank.
Apalagi bunga KUR cuma 6 persen dibanding kredit komersil 2 kali lipat lebih besar. Syaratnya pun gampang, UMKM belum bankable bisa mengaksesnya melalui komunitas,” jelasnya.