SUMATERAEKSPRES.ID - Nyayu Nur Komaria atau lebih dikenal Adis Karim sudah 15 tahun menapaki karier sebagai pebisnis sekaligus desainer Rumah Songket Adis.
Tak sepenuhnya mulus, kesuksesan itu ia dapat penuh dengan perjuangan. Seperti apa kisahnya?
Ardila Wahyuni - PALEMBANG
BACA JUGA:Melalui Program AURA, BRI BO Kayuagung Bantu 25 Alat Tenun Songket
MESKI tertatih, Adis secara bertahap mewujudkan mimpinya. Sebelumnya, ia hanya memiliki galeri berbentuk ruko di kawasan pertokoan Ilir Barat Permai (IBP), kini ia membuka one stop shopping berupa Rumah Limas Mini.
Dimana, Rumah Limas ini tidak hanya menjual dan mempromosikan produk dagangannya, tetapi sekaligus cocok untuk wisata edukasi.
"Kami berharap dengan berdirinya Gallery Rumah Songket Adis menjadi salah satu tujuan wisatawan yang datang ke Palembang," kata dia.
Saat ini, pembangunan masih on progress. Tahap awal berupa rumah toko, nanti ke depan ada sejenis UMKM yang menjual berbagai makanan. Lalu pengrajin yang membuat jumputan hingga tenun.
Menurutnya, di sini pengunjung bisa mencari produk kain dan fashion ethnic berkualitas maupun oleh-oleh dan suvenir khas Palembang.
Di sini bisa juga jadi wisata edukasi. "Kita buat senyaman mungkin dengan banyak produk pilihan.
Kita siapkan musholah untuk yang berkunjung dan insya Allah dalam waktu dekat para pengunjung atau tamu bisa melihat para pengrajin langsung di galeri kami," katanya.
Adis menceritakan Rumah Limas Mini ini sebelumnya ruko yang dibuat serupa rumah limas. Ini baru direnovasi tahun 2022 dan selesai 2023.
Namun ini masih proses penyelesaian karena nantinya akan ada tempat makan dan lain-lain. "Saya merupakan anak penenun menjadi local ethnic prenuer yang saat ini memiliki Gallery Mini Rumah Limas di tengah Kota Palembang, tepatnya di Kompleks Ilir Barat Permai," katanya.
Memulai dari menjual produk kain ibunya di internet kala itu tahun 2008 melalui friendster. Kemudian memiliki toko kecil offline di tahun 2012, dan saat ini memiliki gallery yang disulap menjadi Rumah Limas Mini.