Bermodal Rp30 Ribu, Jembatan Hasil Pampasan Jepang Tetap Berdiri Megah

Sabtu 17 Feb 2024 - 19:07 WIB
Reporter : Agustina
Editor : Dede Sumeks

”Yang dikatakan modal awal Rp30 ribu itu harus dilihat pada tahun 1956-1957, dan tentunya uang kita itu meng-alami inflasi sampai dengan sekarang,” Ujarnya. 

Selesai dibangun dan akhirnya diresmikan pada 1965, jembatan Ampera ini menjadi yang termegah serta kebanggaan, apalagi kalau itu 2 tower jembatan masih dapat dinaikturunkan hingga tahun 1970.

”Sampai sekarang Jembatan Ampera tetap menjadi branding Kota Palembang, bahkan ketika memperlihatkan miniatur atau gambar Jembatan Ampera orang pasti sudah tahu bahwa itu Palembang.

Sebagai jembatan pertama, Ampera menjadi sangat monumental bagi kita,” Imbuhnya. 

Nah, keberadaan Jembatan Ampera saat ini sudah menjadi salah satu cagar budaya yang dimiliki Kota Palembang.

Namun, pemerintah melalui Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah V sudah sejak tahun lalu melakukan revitalisasi di tower Jembatan Ampera di antaranya dengan pemasangan lift baru, dan juga perapian tower, pemasangan kursi, dan lampu.

Walaupun begitu dari BBPJN V menegaskan revitalisasi ini sudah berkoordinasi dengan tim cagar budaya, dan memastikan tidak mengubah aslinya atau merusak cagar budaya. 

BACA JUGA:Mencengangkan, Ini 10 Fakta Yang Belum Banyak di Ketahui Soal Jembatan Ampera!

BACA JUGA:WOW! Gagahnya Emak-emak Ini, Bonceng 7 Bawa Bocah Lewat Jembatan Ampera, Tanpa Helm Lagi!

Farida mengatakan, terkait hal ini berdasarkan UU Cagar Budaya Nomor 11/2010 yang namanya cagar budaya, benda cagar budaya, dan kawasan cagar budaya tidak boleh diutak-atik tanpa didahului dengan kajian, mau sekecil apa pun perubahannya.  

”Prinsip cagar budaya itu tidak boleh berubah. Misal benda cagar budaya berbentuk rumah mengalami kerusakan, maka perbaikannya harus dengan mencari dan diupayakan sama persis atau mirip betul dengan aslinya baik itu bahan baku, warna bentuk harus sesuai yang lama,” pungkasnya.  (tin)

Kategori :