SUMATERAEKSPRES.ID-Saat menjelang Perayaan Hari Raya Imlek, kita seringkali melihat banyak kue keranjang bermunculan.
Kue Keranjang juga dikenal sebagai Nian Gao dalam budaya Tionghoa, adalah salah satu kue tradisional Indonesia yang memiliki makna mendalam dalam berbagai perayaan, terutama saat Imlek atau Tahun Baru Tionghoa.
Kue satu ini bukan hanya lezat untuk dinikmati, tetapi juga membawa simbolisme keberuntungan dan keharmonisan.
Bahan utama dalam pembuatan Kue Keranjang umumnya melibatkan tepung ketan, air, dan gula kelapa.
Prosesnya mencakup pencampuran bahan-bahan tersebut hingga membentuk adonan yang kental.
BACA JUGA:Kue Lapis Legit Hampers Khas Imlek, Simbol Keberuntungan dan Kemakmuran
BACA JUGA:Putri Anne Rayakan Imlek, Arya Saloka Pilih Dampingi Amanda Manopo
Selanjutnya, adonan diletakkan dalam wadah bulat khusus dan dikukus hingga matang. Setelah matang, kue ini memiliki tekstur kenyal yang khas.
Kue Keranjang memiliki simbolisme tertentu dalam budaya Tionghoa. Bentuk bulatnya melambangkan kelengkapan dan keberuntungan, sementara ketan yang kenyal mencerminkan keharmonisan dan kelangsungan hidup.
Selain itu, kue ini sering kali menjadi bagian dari persembahan kepada dewa-dewa sebagai ungkapan syukur dan harapan akan tahun yang lebih baik.
Meskipun Kue Keranjang secara khusus dikaitkan dengan perayaan Imlek, masyarakat Indonesia secara luas telah merangkul kelezatan kue ini dalam berbagai kesempatan.
BACA JUGA:Roger Danuarta dan Cut Meyriska Rayakan Tahun Baru Imlek Bareng Keluarga
BACA JUGA:Memberi Angpau ke Barongsai, Simbol Datangkan Rezeki, PTC Mall Meriahkan Imlek hingga 17 Februari
Tak jarang, kita dapat menemukan Kue Keranjang di toko-toko kue tradisional atau bahkan dalam hidangan keseharian sebagai camilan yang lezat.
Selain versi klasik, beberapa inovasi telah muncul dalam pembuatan Kue Keranjang. Varian rasa seperti pandan, cokelat, atau bahkan keju memberikan sentuhan modern pada tradisi yang kaya ini, menjadikannya lebih menarik bagi berbagai kalangan.
Bahkan Kue Keranjang bukan hanya sekadar makanan lezat, melainkan warisan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Melalui penerimaan dan penghormatan terhadap tradisi seperti ini, kita dapat merayakan keanekaragaman dan mewariskan kekayaan budaya kepada generasi mendatang.
BACA JUGA:Cek Yuk: Inilah Kue Kering Khas Imlek yang Penuh Makna
BACA JUGA:Momen Beribadah dan Silaturahmi, Imlek, Kesempatan Kumpul Semua Anggota Keluarga
Dengan keunikan bentuknya, kelezatan rasanya, dan makna simbolisnya, Kue Keranjang terus menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, menciptakan jalinan antara masa lalu dan masa kini.
Tidak hanya menggoda lidah dengan kelezatannya, tetapi juga sarat dengan simbolis dan makna yang mendalam, antara lain :
1. Simbol Kesejahteraan dan Keberuntungan
Kue keranjang, dengan bentuk yang bulat dan padat melambangkan kesatuan dan keberuntungan.
Bulatan kue mencerminkan siklus hidup yang terus berputar, sementara teksturnya yang lengket menciptakan hubungan erat antara keluarga dan kerabat.
Dalam kepercayaan Tionghoa, menyantap kue kerangjang diharapkan membawa kesejahteraan dan keberuntungan bagi keluarga yang memakannya.
2. Representasi Kesatuan Keluarga
Kue kerangjang sering kali dianggap sebagai simbol persatuan keluarga. Proses pembuatannya yang melibatkan berbagai bahan, seperti klepon, ketan, dan gula kelapa, menggambarkan kerjasama dan kolaborasi yang erat dalam sebuah keluarga.
Saat kue ini disajikan dan dinikmati bersama, hal ini mengingatkan betapa pentingnya kebersamaan dan dukungan keluarga dalam menghadapi tantangan hidup.
3. Melambangkan Harapan Baru
Selain itu, kue keranjang juga menjadi simbol harapan baru di awal Tahun Baru Imlek. Dalam tradisi Tionghoa, tahun baru sering dianggap sebagai momen untuk memulai yang baru dan meninggalkan masa lalu.
Kue ini menggambarkan permulaan yang manis dan penuh harapan untuk tahun yang akan datang.
4. Ritual Tradisional dalam Perayaan Imlek
Pada perayaan Imlek, kue kerangjang tidak hanya disantap, tetapi juga menjadi bagian dari ritual tertentu.
BACA JUGA:Larangan Tradisi Menyapu Rumah dan Buang Sampah Saat Menyambut Imlek, Mengapa?
Ada tradisi memberikan kue kerangjang sebagai hadiah kepada keluarga dan teman sebagai tanda kebaikan dan harapan kebahagiaan bagi mereka. Hal ini menciptakan ikatan sosial yang erat di antara komunitas Tionghoa.
5. Menyelamatkan Diri dari Monster Nian
Menurut legenda Tionghoa, terdapat monster bernama Nian yang muncul pada malam tahun baru untuk menyerang manusia.
Konon, Nian takut pada warna merah dan suara petasan. Kue kerangjang yang umumnya berwarna merah, menjadi simbol perlindungan dari ancaman monster Nian.
Dengan begitu banyak makna yang terkandung dalam kue kerangjang, tidak heran jika kue ini menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek.
Selain menggugah selera, kue kerangjang juga memperkaya perayaan dengan simbolisme yang memperkuat nilai-nilai kebersamaan, harapan, dan perlindungan dalam budaya Tionghoa ( )