Masa Idah

Selasa 06 Feb 2024 - 12:42 WIB
Reporter : oleh : Dahlan Iskan
Editor : Martha

SEDIH. Ekonominya begitu sulit tapi fokus nasionalnya Pemilu (lagi).  Pemilunya besok lusa, 8 Februari 2024. Pemilunya pun ruwet.

Partai yang ikut Pemilu begitu banyak: 167 partai. Masih ditambah lagi independen. Total lebih 5000 caleg untuk merebut 266 kursi parlemen.

Anda sudah tahu: itulah Pakistan. Politik di negara itu begitu tidak stabil. Pemerintah berganti begitu seringnya.

Ekonominya masih bisa berjalan hanya karena di-bailout Dana Moneter Internasional (IMF). Inflasinya, ampun-ampun, 30 persen.

BACA JUGA:Ulang Tahun

BACA JUGA:Jenderal Guo 

Tapi rakyatnya asyik. Demokrasi telah membuat kebebasan rakyat menjadi hiburan di kala susah.

Di Pemilu lusa pun dijamin tidak akan ada partai yang menang secara mayoritas. Pemerintah baru nanti sulit dibentuk –beberapa partai harus berkoalisi.  

Koalisi di sana begitu rapuh. Seperti yang dialami pemerintahan Shehbaz Sharif kemarin. Koalisi retak. Shehbaz harus meletakkan jabatan.

Sejak Agustus lalu, di tengah ekonomi yang morat-marit, Pakistan harus dipimpin seorang pejabat perdana menteri. Tugas utamanya pun hanya untuk melaksanakan Pemilu.  

BACA JUGA:Suka Makan

BACA JUGA:Karagenan Alor

Menjelang pemungutan suara sekarang ini ada dua putusan yang mengejutkan. Mahkamah Agung Pakistan mencabut larangan berpolitik seumur hidup.

Itu seperti ucapan selamat datang kepada kakak Shehbaz yang baru pulang dari pengasingannya di London: Nawaz Sharif.  

Tiga tahun lalu Nawaz dapat izin meninggalkan penjara untuk berobat ke London. Lalu tidak mau pulang. Betapa kuat Nawaz di bidang politik.

Kategori :

Terkait

Senin 11 Mar 2024 - 00:07 WIB

Senyum Muda

Minggu 10 Mar 2024 - 23:59 WIB

Jagung Bakar

Senin 04 Mar 2024 - 23:21 WIB

Pagar Teras

Minggu 03 Mar 2024 - 22:47 WIB

Kalah Takut

Sabtu 02 Mar 2024 - 20:49 WIB

Tersiksa Jendela