JAMBI, SUMATERAEKSPRES.ID - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sedang bersiap merevitalisasi warisan budaya Indonesia Candi Muaro Jambi. Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi, Provinsi Jambi yang telah mendapat status warisan budaya nasional, kini menjadi salah satu fokus dan prioritas revitalisasi Pemerintah Indonesia.
Dengan mengoptimalkan program Merdeka Belajar melalui revitalisasi ini dan pembangunan Kampus Merdeka di atas lahan seluas 30 hektar, pemerintah berharap bisa menghidupkan kembali semangat pendidikan yang telah ada sejak abad ke-8.
“Kampus ini, yang direncanakan sebagai rumah panggung kayu, akan menjadi pusat riset, studi, museum, galeri, laboratorium, dan fasilitas pembelajaran," ungkap Sekretaris Ditjen Kebudayaan, Fitra Arda, saat ditemui wartawan baru- baru ini.
Dia menambahkan pengungkapan temuan arkeologis di KCBN Muaro Jambi menunjukkan kawasan ini bukan hanya sekadar candi bersejarah. Sebaliknya, ini adalah pusat pendidikan Buddhisme tertua dan terluas di Asia Tenggara pada masa lampau.
BACA JUGA:Mengenal Siwar Candi Welang: Senjata Tikam Buruan Para Kolektor
Candi Muaro Jambi, kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara yang diduga peninggalan kerajaan Sriwijaya atau kerajaan Melayu, kini menjadi saksi bisu dari sejarah gemilang Indonesia.
Dengan luas 3.981 hektar, Candi Muaro Jambi terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia. Kompleks candi ini diperkirakan berasal dari abad ke-7 hingga ke-12 M, menjadi situs candi terbesar dan terawat dengan baik di Pulau Sumatera. Sejak tahun 2009, kompleks ini telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi situs warisan dunia.
Jadi revitalisasi MuaroJambi sudah dilakukan sejak tahun 90-an, tapi secara besar-besaran berlangsung tahun 2022. Langkah pertama terlebih dahulu membebaskan lahan warga untuk memudahkan pemugaran, ekskavasi, pelindungan, dan lain-lain.
“Secara besar-besaran, kita mulai itu dari tahun 2022. Nah, sebelumnya kita sudah lakukan dari tahun 90-an sebetulnya. Sudah banyak pemugaran, kayak gini kan,” ujar dia. Anggaran yang disediakan dalam rangka revitalisasi candi Muaro Jambi pada tahun 2024 mencapai Rp600 miliar terbagi dalam beberapa item.
BACA JUGA:Festival Candi Bumi Ayu, Memperingati Kejayaan Sriwijaya dengan Kemeriahan Budaya
“Ada kaitan dengan pemugarannya, pembangunan fisik di beberapa tempat di kawasan pengembang gitu ya. Kaitan pusat informasi, ada penggalian kanal-kanal. Ke depan para wistawan bisa menikmati dengan berkeliling, keterhubungan satu candi dengan candi yang lain,” jelasnya.
Selanjutnya, pihaknya menargetkan pada tahun ini dapat membangun berbagai fasilitas, utamanya pusat informasi yang mirip dengan museum. “Tahun ini kita bangun fasilitas itu, utamanya pusat informasi yang semirip-mirip museumlah, yang orang bisa belajar di sana ke depan,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga akan memberdayakan masyarakat sekitar dalam pengembangan ekonomi kerakyatan hingga menjaga secata bersama cagar budaya di Muaro Jambi. Jadi masyarakat sekitar kawasan diberdayakan, mereka lah yang nanti menggunaakn ruang-ruang ini.
“Yang akan menjaga bersama-sama dengan kita. Pada umumnya mereka adalah umat-umat muslim,” tuturnya. Fitra menargetkan pada tahun 2024 pemugaran candi-candi dapat diselesaikan.
“Perencanaan kita selesai sekitar, ya untuk beberapa pusat itu kita selesaikan September, Oktober. Kalau pemugaran berkali-kali sekitar November, Desember itu baru berakhir,” pungkasnya. (dod)