Semua keunggulan tersebut dibalut dengan cuaca dingin udara Kabanjahe, sehingga membuat mereka seakan-akan berada di Eropa.
Dalam penelusuran, tak ada data berapa biaya masuknya. Namun, dapat dipastikan harganya sangat mahal dan hanya golongan elit saja yang bisa bersekolah.
BACA JUGA:Sejarah Lahirnya TVRI, Media Pemersatu Bangsa, Simak Yuk Gais!
BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan Ragam Dawet, Minuman Favorit Saat Berbuka Puasa yang Bikin Ngiler!
Apalagi, saat itu akses pendidikan bagi kaum pribumi sangat sulit dan mahal. Untuk menempuh sekolah formal yang disediakan pemerintah, hanya kaum bangsawan saja yang bisa bersekolah.
Alhasil, sekolah tersebut hanya dimasuki oleh orang berduit atau kalangan crazy rich.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Pewartaan Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië (4 Juli 1939) menyebut, murid-murid sekolah tersebut mayoritas berkebangsaan Inggris yang tinggal di Sumatera, Jawa, atau Bangkok.
Selain itu, ada pula yang berkebangsaan AS, Swedia, Norwegia, Jerman, Belanda, dan Prancis. Total muridnya yang semula bisa dihitung jari melesat menjadi ratusan murid dalam satu semester.
BACA JUGA:Sejarah RSUD Ibnu Sutowo Baturaja, Ternyata Sudah Dibangun Sejak Zaman Kolonial Belanda, Simak Yuk!
BACA JUGA:Aksara Ka Ga Nga Tanduk Kerbau Mengukir Sejarah Marga Empat Suku Negeri Agung di Lahat
Adapun alasan mereka jauh-jauh pergi sekolah ke Kabanjahe dikarenakan juga oleh ketiadaan sekolah internasional lain di Asia Tenggara.
Jadi, mau tidak mau, mereka memasukkan anak-anaknya ke Highlands School Kabanjahe supaya bisa mendapat pendidikan seperti yang ada di negara asalnya.
Kendati tidak ada murid pribumi di Highlands School Kabanjahe, pihak sekolah memperkerjakan warga lokal di urusan administrasi dan pelayanan, seperti menjadi staf tata usaha atau asisten rumah tangga.
Namun sayang, usia Highland School Kabanjahe tak berlangsung lama. Pada tahun 1942, operasional sekolah tersebut tutup usai Hindia Belanda dijajah Jepang dan seluruh guru dan muridnya terpaksa mengungsi.
Setelah merdeka, kerusakan berat membuat sekolah tersebut tak lagi bisa digunakan.
Alhasil, pengelola terpaksa menutup permanen dan membuat Highland School Kabanjahe tinggal sejarah yang hanya bisa dikenang sampai saat ini.