PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Krematorium Sampurna II, yang telah melayani puluhan ribu umat sejak didirikan pada tahun 1980-an, telah berinovasi dengan mengganti bahan bakar utamanya.
Setelah dua dekade menggunakan solar, krematorium ini kini beralih ke gas elpiji mulai Maret 2023.
Pembina Yayasan Budhakirti Palembang, Darwis Hidayat, menyatakan bahwa perubahan ini disebabkan oleh kebersihan, kecepatan, dan kesulitan mendapatkan solar.
Krematorium Sampurna, didirikan oleh Yayasan Budhakirti Palembang dan disucikan oleh Maha Nayaka Sangha Agung Indonesia, telah mengalami beberapa perubahan dalam hal bahan bakar.
BACA JUGA:Semarakkan Imlek, Gelar Bazaar
BACA JUGA:Resep Lontong Cap Go Meh, Hidangan Spesial yang Membuat Keluarga Bahagia Dihari Imlek
Pada tahun 2000-an, krematorium ini diperbarui menjadi Krematorium Sampurna II dengan bahan bakar solar.
Namun, dengan perkembangan teknologi dan kendala pasokan kayu dan solar, krematorium kembali melakukan inovasi dengan mengadopsi gas elpiji.
Sejarah Krematorium Sampurna II mencatat tiga jenis tungku untuk proses kremasi, yaitu kayu, solar, dan yang terbaru, gas elpiji.
Meskipun masyarakat dapat memilih tungku kayu atau solar, penggunaan gas elpiji dijadwalkan akan beroperasi pada akhir April setelah selesai proses renovasi.
BACA JUGA:Menikmati Tahun Baru Imlek di Twelve Chinese Dining
BACA JUGA:Jelang Imlek, Berbagi angpau Untuk Warga Kurang Mampu
Darwis menegaskan bahwa krematorium ini tetap melayani umat yang memilih kayu atau solar, dengan catatan mereka menyediakan bahan bakar sendiri.
Meski masih dalam tahap renovasi, Krematorium Sampurna II, yang diberkati oleh Bhiksu Bhadra Murti, diharapkan akan rampung akhir April.
Sejak diresmikan, krematorium ini telah melayani puluhan ribu umat, dan dengan penggunaan gas elpiji, diharapkan proses kremasi akan menjadi lebih cepat, bersih, dan ramah lingkungan.