Inisiatif ini bermula dari tagar "percuma lapor polisi" dan satu hari satu oknum, serta berdasarkan Pasal 30 ayat 4 UUD 1945 yang menegaskan tugas Polri sebagai alat negara dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan melindungi masyarakat.
BACA JUGA:Masih Ingat Kasus Polisi Tabrak Pelajar di Lubuklinggau? Kini Beredar Rumor Urine Si Anggota Positif
BACA JUGA:7 Jam Usai Curanmor, Nang Dicokok Polisi, Motor Baru Disembunyikan Belum Sempat Dijual
Hoegeng Awards juga memiliki latar belakang humor dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang menyatakan bahwa hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia, yaitu patung polisi, polisi tidur, dan mantan Kapolri Jenderal Hoegeng Iman Santoso.
Jenderal Purnawirawan Hoegeng Iman Santoso, yang akrab disapa Hoegeng, sangat mencintai institusi Polri.
Sebagai seorang pemimpin, ia melakukan sejumlah pembenahan terutama terkait struktur organisasi di tingkat Mabes Polri.
Hoegeng terkenal dengan prinsipnya yang teguh, baik dalam karier di kepolisian maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Hoegeng menolak memanfaatkan jabatannya untuk keuntungan pribadi, menolak fasilitas yang dinilai berlebihan, seperti pemberian kavling tanah, rumah, mobil dinas, pengawalan harian, dan penjagaan di depan rumah.
Tiga "senjata" yang menjadi andalannya dalam menjalankan tugas dan kehidupan sehari-hari adalah memberikan contoh, konsistensi dalam ucapan, serta turun langsung ke lapangan.
Hoegeng Iman Santoso adalah polisi teladan dengan sikap kejujuran dan kesungguhan dalam melayani masyarakat.
Melalui Hoegeng Awards, semangat dan dedikasi seperti inilah yang ingin ditemukan dan dihargai pada sosok-sosok polisi di Indonesia.
Ajang ini menjadi momentum penting untuk merayakan keberhasilan dan pengabdian polisi yang memberikan dampak positif dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.