SUMATERAEKSPRES.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Dampak Bencana Banjir dan Tanah Longsor Tahun 2024. Kegiatan rakor bertempat di Kantor BPBD Sumsel, Kamis (25/1).
Rakor dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel, SA Supriono. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana mengatakan, sejak akhir 2023 sampai Januari 2024, sebanyak 7 kabupaten mengalami bencana banjir.
"Ada 7 Kabupaten terdampak banjir saat ini yakni Muratara, Banyuasin, Prabumulih, Muara Enim, Musi Rawas, PALI dan Ogan Ilir," katanya. Saat ini, tinggal 4 daerah lagi yang masih banjir , yaitu Muratara, Muba, Prabumulih dan Muara Enim.
“Untuk di Muara Enim sudah mulai surut," tambah Iqbal. Untuk kejadian longsor ada di wilayah Empat Lawang dan Lahat. “Tapi alhamdulillah tidak begitu parah. Kita imbau daerah yang rawan longsor di dataran tinggi untuk meningkatkan kewaspadaan," cetusnya
BACA JUGA:Sumsel Darurat Banjir: BPBD Wanti-Wanti Hal Ini Pada Warga yang Tinggal di Bantaran Sungai!
BACA JUGA:Banjir Esktrem Sumsel Terparah di Muratara, BPBD Provinsi Turun Tangan Lakukan Ini
Iqbal merinci, akibat bencana banjir di Sumsel, tercatat 32.812 rumah warga terendam. Ada 279 rumah rusak ringan, 10 rumah rusak berat, dan 2 rumah hanyut. Sebanyak 35.321 KK terdampak, di mana 19.890 KK harus mengungsi. Sebanyak 13 jembatan rusak/putus.
Kemudian, 211 fasilitas umum terendam. Baik itu fasilitas kesehatan, kantor Koramil, kantor Kecamatan, masjid, bank, pasar, sekolah dan lainnya. Tercatat pula 126,65 km jalan, 8.703 hektar perkebunan, 1.179 hektar persawahan, 6 kolam ikan yang ikut terendam.
Lalu, 24.925 ekor hewan ternak baik itu sapi, kerbau, kambing, domba, ayam dan itik yang terdampak. "Banjir berdampak terhadap aktifitas sosial ekonomi masyarakat," beber Iqbal. Sekda Sumsel, SA Supriono mengatakan, secara geografis wilayah Sumsel terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pasang surut.
“Bicara soal bencana, tidak lepas dari perilaku yang sebenarnya akibat perbuatan kita sendiri. Tanpa kita sadari. Dampaknya sangat mempengaruhi kepentingan ekonomi, devisa dan segala aktivitas yang terjadi,” bebernya.
BACA JUGA:BPBD Sumsel Bantu Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Masyarakat Korban Banjir
BACA JUGA:BPBD Muratara Salurkan 850 Paket Sembako ke Warga Terdampak Banjir, Ini Titik Sebarannya
Lewat rakor kemarin, Pemprov Sumsel mengajak seluruh pihak secara pentahelix untuk membahas permasalahan banjir dan tanah longsor.” Tidak hanya sektor hilir saja, tapi juga sektor hulunya kita selesaikan," kata Supriono.
Menurutnya butuh pembahasan yang mengatasi masalah banjir secara berkelanjutan, sehingga setiap tahun Sumsel tidak kewalahan lagi menghadapi bencana banjir dan tanah longspr.
"Kita butuh master plan perencanaan penanganan masalah banjir hingga puluhan tahun ke depan. Bukan perencanaan yang hanya muncul saat ada bencana banjir saja," tambahnya.