Golongan Darah Bukan Hanya Identitas, tapi Juga Indikator Risiko Serangan Jantung, Mana Paling Rentan?

Minggu 21 Jan 2024 - 20:14 WIB
Reporter : Novis
Editor : Novis

 Memiliki antigen B pada sel darah merah dan antibodi anti-A dalam plasma.

3. Golongan Darah AB:

Memiliki kedua antigen A dan B pada sel darah merah, tetapi tidak memiliki antibodi anti-A atau anti-B secara alami.

BACA JUGA:Selain Beraroma Harum, Kemuning Memiliki 6 Manfaat Istimewa untuk Kesehatan dan Kecantikan

BACA JUGA:8 Jenis Buah dan Sayuran yang Efektif Menjaga Kesehatan Mata di Era Digital


Terungkap golongan darah yang berisiko tinggi serangan jantung. Foto: gridhealth/asiaparent--

4. Golongan Darah O:

 Tidak memiliki antigen A atau B pada sel darah merah, tetapi memiliki kedua antibodi anti-A dan anti-B dalam plasma.

Selain itu, golongan darah dapat diklasifikasikan berdasarkan faktor Rhesus (Rh), yaitu positif atau negatif.

 Sehingga, golongan darah dapat menjadi A+, A-, B+, B-, AB+, AB-, O+, atau O-. Kombinasi ini memberikan keragaman dalam sistem transfusi darah dan kompatibilitas organ transplantasi.

BACA JUGA:WASPADA ! Ini Lho Tips Menonton TV yang Benar

BACA JUGA:Target Rehabiliitasi DAS 35.740,59 Ha, Dirjen PKTL Tinjau Lokasi Rehabilitasi DAS

Penemu Golongan Darah

Golongan darah pertama kali ditemukan oleh Karl Landsteiner, seorang ilmuwan Austria, pada tahun 1901. Landsteiner menemukan bahwa ada perbedaan dalam jenis dan sifat darah manusia, yang kemudian dia klasifikasikan menjadi empat golongan darah utama: A, B, AB, dan O.

Pada tahun 1930, Landsteiner dianugerahi Hadiah Nobel Kedokteran untuk kontribusinya yang monumental dalam penemuan golongan darah.

(Novis)

Kategori :