BACA JUGA:Pulau Kemaro, Pembuktian Cinta Sejati Tan Bun An dan Siti Fatimah
Dimana, raksasa bernama Nian kerapkali datang ke rumah penduduk dan memakan hasil panen, ternak penduduk pada musim dingin, sehingga menyebabkan penduduk ini kelaparan.
Sehingga dengan kejadian ini, membuat penduduk menjadi ketakutan. Di saat dipenuhi ketakutan yang sangat, lantas ada seorang pemuda bernama Gao punya ide membuat kue dari adonan tepung serta gula tersebut.
Selanjutnya kue yang selesai dibuat ini lalu diletakkan di depan pintu rumah penduduk. Yang mana, ini dilakukan agar Nian tidak lagi memakan hasil panen, ternak sampai penduduk sendiri.
"Karena itu, mengenang ide dari Gao inilah, makanya kue keranjang ini juga dinamakan dengan Gao Nian yang merupakan gabungan nama Gao dan Nian," terangnya.
BACA JUGA:Sejarah dan Asal Usul Kata Barongsai, Gabungan 5 Elemen Mahkluk, Nomor 4 Diluar Nalar
Sejarah lainnya, ini berkaitan dengan Dewa Tungku. Dimana sejarahnya, kue keranjang ini digunakan sebagai hidangan dari Dewa Tungku atau Cau Kun Kong dengan tujuan agar dewa membawa laporan yang baik dan menyenangkan ke Raja Surga atau Giok Hong Siang Te.
Sedang untuk makna dari kue keranjang ini, dijelaskan Harun, momen Imlek salahsatu waktu bagi semua keluarga bisa berkumpul bersama bagi masyarakat Tionghoa.
Untuk bentuk kue keranjang yang bulat melingkar tanpa ada satupun sudut, sebagai lambang kekeluargaan yang rukun, bersatu tidak ada batasan.
Adapun teksturnya yang kenyal ini, sebagai lambang kegigihan, daya juang dan pantang menyerah. Karena sifatnya ini yang tahan lama perlambangkan kesetiaan.
BACA JUGA:Cromboloni, Kue Pastry Viral yang Bikin Ngiler! Tenyata Ini Asal Usul dan Cara Membuatnya
"Dari sini, diharapkan seseorang tadi untuk tidak gampang menyerah dan terus semangat serta selalu setiap dalam hidupnya dan jua berkeluarga," beber Harun lugas.
Dalam menyusun kue keranjang tersebut, ia mengatakan sengaja disusun bertingkah ke atas dan bagian yang terkecil berada di atas tersebut.
Ilustrasi Kue Keranjang-Foto: Ist-
Hal ini dilakukan dengan harapan rezeki yang diberikan oleh Tuhan tersebut selalu lancar dan meningkat.
Sedangkan di zaman dahulu, Samin banyak kue dan juga tingkatannya, maka hal tersebut lambang kemakmuran bagi pemilik kue keranjang ini.