SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Jumlah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Sumsel sekitar 2,2 juta. Itu berdasarkan data 2022. Dengan omzet dan jumlah aset bervariasi. Ada yang di bawah Rp100 juta, tapi ada pula yang di atas Rp1 miliar.
Sedangkan jumlah koperasi di Sumsel ada 525 unit. Itu data 2023 lalu yang tercatat pada Dinas Koperasi dan UKM Sumsel. Jumlah koperasi yang aktif 176 dan sisanya 349 tidak aktif. Dari jumlah itu, modal sendiri mencapai Rp148 miliar lebih. Sedangkan modal luar Rp155 miliar lebih.
Untuk jumlah modal aset mencapai Rp304 milaran dan volume usaha Rp115 miliar lebih. Di Baturaja Kabupaten OKU, jumlah pelaku usaha UMKM bersifat dinamis. Karena terkadang pelaku usaha mikro muncul karena trend usaha yang sedang viral. "Data usaha UMKM ini selalu berubah," kata Kadin Koperasi dan UKM OKU Tommy didampingi Kabid UMKM Ermuni, kemarin.
Dia mencontohkan jika lagi tren berjualan minuman atau kuliner tertentu, maka banyak pelaku usaha menjual produk yang mirip. Saat ini, usaha mikro modal di bawah Rp 1 miliar jumlahnya mencapai 41.319 usaha.
BACA JUGA:18 UMKM Dapat Bantuan Mesin Jahit
BACA JUGA:Berdayakan UMKM Sampai Naik Kelas
Lalu, untuk kategori usaha kecil dengan modal antara Rp1 miliar sampai Rp5 miliar jumlah 3632 pelaku usaha. “Untuk usaha menengah dengan modal antara Rp 5 miliar sampai Rp 10 miliar jumlahnya 383 pelaku usaha. Klasifikasi berdasarkan modal usaha itu berdasar ketentuan PP 7 Tahun 2021,” paparnya.
Ke depan kata dia pelaku usaha akan dibagi berdasarkan jenis usaha, seperti kuliner, jahit, dan otomotif. Pihaknya mendorong pelaku usaha untuk mendaftarkan usaha mereka dan memiliki nomor induk berusaha (NIB).
Kemudian mengurus sertifikasi halal untuk usaha kuliner. “Karena usaha yang sudah memiliki NIB yang nantinya akan diprioritaskan jika ada bantuan pemerintah,” jelasnya.
Di Lahat, banyak UMKM tumbuh saat pandemi Covid-19. Kepala Dinas UKM dan Koperasi Kabupaten Lahat, Hery Alkafi menjelaskan terdata saat ini sekitar 30 ribu UMKM. Namun, yang memiliki nomor induk berusaha (NIB) baru 270 usaha.
"Mayoritas pelaku usaha mikro, omzet di bawah Rp100 juta. Tapi ada juga yang sudah mulai berkembang," jelasnya. Sementara untuk koperasi, secara kelembagaan ada 100 lebih. Namun yang menjadi binaan ada 60 koperasi.
BACA JUGA:Teladani Siti Khadijah, Dorong UMKM Naik Kelas
BACA JUGA:Kembangkan UMKM Lewat Program Millennials Usahawan Indonesia Competition
"Dalam pembinaan itu, kita lihat keanggotaan koperasi dan keaktifan dari koperasi tersebut," jelas Kabid Koperasi, Mukhri Safaat. Untuk jenis usaha koperasi di Kabupaten Lahat, mayoritas simpan pinjam. Namun ada juga hasil bumi perkebunan seperti karet dan sawit. Lalu bidang transportasi angkutan batubara, barang dan jasa biasanya dibawah naungan perusahaan, juga ada serba usaha, serta lainnya.
"Ada 60 koperasi yang dibina itu, seperti pembinaan pelatihan anggota guna peningkatan SDM, bantuan permodalan bagi anggota dan lainnya," sampainya. Untuk bantuan permodalan bagi anggota yang memiliki usaha seperti bantuan etalase, kompor gas, rak tempat usaha dan lainnya.