Ucapan ini mengulangi pernyataan Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller. "Warga sipil Palestina harus bisa kembali ke rumah mereka segera setelah kondisi memungkinkan," kata Blinken.
BACA JUGA:Kelompok Gaza Hendak Tawuran di Prabumulih, Begini Nasib 33 Remaja yang Ditangkap Polisi
"Pendirian kami sudah jelas, konsisten, dan tegas bahwa Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina, dengan Hamas tidak lagi mengendalikan masa depannya dan tanpa kelompok teroris yang bisa mengancam Israel. Itu adalah masa depan yang kami harapkan, demi kepentingan warga Israel," tegasnya.
Sebelumnya, rencana pemindahan yang diinisiasi dua menteri Israel, Itamar Ben Gvir dan Bezalel. Dilaporkan pula Israel telah membuat perjanjian rahasia dengan beberapa negara Afrika ungut menampung warga Gaza, termasuk Kongo.
Militer Israel sendiri, mengisyaratkan bahwa mereka telah menyelesaikan pertempuran besar di Gaza Utara.
Negeri Yahudi menyebut manuver ini dilakukan karena telah menyelesaikan pembongkaran infrastruktur militer Hamas di wilayah itu. Israel tidak membahas pengerahan pasukan di Gaza utara ke depannya.
BACA JUGA:Gaza Jadi Medan Perang Lagi. Israel Langsung Tewaskan 70 Korban. Ini Penyebabnya
Juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan pada Sabtu malam bahwa pasukan akan fokus di bagian tengah dan selatan wilayah tersebut dan memperkuat pertahanan di sepanjang pagar perbatasan Israel-Gaza.
Pengumuman tersebut disampaikan menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Israel, yang pada Minggu berada di Qatar, sebagai mediator utama.
Pejabat pemerintahan Biden telah mendesak Israel untuk mengurangi serangan udara dan darat di Gaza dan beralih ke serangan yang lebih bertarget terhadap para pemimpin Hamas.
Kantor media pemerintah di Gaza melaporkan bahwa per Minggu, bahwa 22.835 orang telah tewas skibat serangan Israel.
BACA JUGA:Dapat Tekanan dari Amerika Serikat, Israel Tarik Ribuan Pasukan 5 Brigade dari Gaza
BACA JUGA:Israel Bombardir RS Indonesia di Gaza Utara, Jelang Gencatan Senjata 4 Hari dengan Hamas
Sebanyak 58.416 luka-luka akibat sejak serangan dimulai pada 7 Oktober lalu.