BANYUASIN , SUMATERAEKSPRES.ID – Kebun milik Wahidi di Kelurahan Rawa Maju Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin memang patut diacungi jempol. Lahan yang tak terlalu luas ini ternyata memberikan manfaat luar biasa bagi pemiliknya.
Lahan ini hanya seluas 0,5 hektare. Tetapi lahan yang sebelumnya kosong ini benar-benar dimanfaatkan Wahidi secara maksimal sehingga memberikan manfaat.
‘’Lahan seluas setengah hectare ini berhasil dimanfaatkan Pak Wahidi dengan baik, banyak hasil yang bisa didapat,’’ ujar
BACA JUGA:Banyuasin Miliki Sekolah Peduli Air. Satu Sekolah Satu Sumur Bor
BACA JUGA:Gunakan Sistem Tumpang Sari, Hasilkan Jambu Kristal dan Durian
Sarip, kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Banyuasin saat meninjau kebun milik Wahidi, di Kelurahan Rawa Maju Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, akhir pekan lalu.
Dikatakannya, dari lahan ini mampu menghasilkan berbagai jenis tanaman. Mulai dari tanaman cabai, jagung hingga tanaman hortikultura lainnya. Bagaimana ini bisa dilakukan? Wahidi ternyata menerapkan system tumpang sari atau menanam berbagai jenis tanaman secara bersamaan.
‘’Hasilnya luar biasa, bisa panen secara serempak, " tukasnya.
Hasil panen dari cabe dan jagung itu sendiri tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, tapi juga sebagai mata pencarian Wahidi. "Hasil panen bisa dijual juga keluar, sehingga menjadi mata pencarian, " terangnya.
Untuk itulah, Sarip menghimbau kepada masyarakat di Banyuasin agar dapat meniru yang diterapkan Wahidi itu dengan manfaatkan lahan kosong. "Itu bisa bantu atasi inflasi," ucapnya.
BACA JUGA:Gunakan Tumpang Sari
BACA JUGA:Optimalkan Lahan Tumpang Sari
Sementara itu, Wahidi pemilik kebun mengatakan, tak hanya cabai atau jagung yang ditanam di kebun seluas 1/2 hektare itu. "Pernah juga tanam tomat, "katanya.
Tentunya penanaman yang dilakukan untuk mendukung program gerakan Sumsel mandiri pangan (GSMP) dan juga program Gerakan Tanam Sayur (Gertas)."Hasilnya untuk makan sehari hari dan juga dijual juga, "pungkasnya.
Sistem penanaman tumpang sari merupakan pola tanam yang termasuk jenis polikultur karena satu lahan ditanami lebih dari 1 jenis tanaman. Lebih detailnya adalah tumpang sari ini menjadi pola tanam dengan menanam lebih dari 1 jenis tanaman pada satu hamparan lahan di dalam waktu tanam yang sama