Ia meyakini bahwa program makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren dapat meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi, terutama melalui partisipasi UMKM di seluruh Indonesia dan penyerapan tenaga kerja yang signifikan.
BACA JUGA:Program Makan Siang Gratis Prabowo, Peluang Baru Bagi UMKM dan Sektor Bahan Baku
Wihaji mengatakan bahwa kegiatan ini akan mendorong semangat kolaborasi dengan UMKM, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui hilirisasi UMKM.
"Dengan melibatkan UMKM, kegiatan ini tidak hanya sekadar belanja, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat penerima manfaat, sekaligus membuka peluang kerja baru," kata Wihaji.
Dia juga percaya bahwa program ini dapat mengurangi angka stunting di masyarakat dan menganggap investasi dalam Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai langkah jangka panjang.
"Melalui program makan siang gratis ini, kita tidak hanya mengurangi stunting, tetapi juga menciptakan generasi emas 2045. Investasi ini harus dilihat sebagai upaya jangka panjang," tegas Wihaji.
BACA JUGA:Prabowo-Gibran Luncurkan Gerakan Sosialisasi Program Makan Siang Gratis, Ini Tujuannya
Wihaji menekankan bahwa optimisme dan keyakinan merupakan kunci pembangunan negara, dan program makan siang gratis di sekolah dan pesantren merupakan bagian dari strategi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan perputaran ekonomi yang melibatkan UMKM hingga ke daerah.
"Dengan adanya daya beli, ekonomi akan tumbuh, dan peran UMKM dapat langsung terlihat dalam pertumbuhan ekonomi sehari-hari. Ketimpangan ekonomi dapat dikurangi melalui kontribusi 10-20 persen dari sektor swasta," jelas Wihaji.
Melalui program makan siang gratis ini, pasangan Prabowo-Gibran tidak hanya memberikan solusi terhadap masalah gizi anak-anak, tetapi juga merancang strategi inklusif dan berkelanjutan untuk menggerakkan ekonomi melalui partisipasi aktif UMKM.
"Program ini diharapkan menjadi inovasi yang membawa Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," pungkasnya.