PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.ID – Pemerintah akan mengurangi jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada saat ini 45 perusahaan. Menjadi di bawah 40 perusahaan.
”Saat ini ada 45 BUMN di mana target akhir nanti kita hanya kelola di bawah 40 BUMN di dalam 12 klaster,” kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, di Menara Danareksa, Jakarta, 29 Desember 2023.
Khusus untuk BUMN yang mengalami permasalahan keuangan, akan ditangani oleh Holding Danareksa-PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
PPA juga akan diperkuat lagi untuk mengelola BUMN yang melakukan restrukturisasi. Sementara BUMN yang tidak lagi memiliki kontribusi akan dibubarkan.
"Setelah ada upaya-upaya maksimal dari PPA kalau restrukturisasi gagal maka masuk pada pembubaran," kata Tiko, sapaan Kartika Wirjoatmodjo.
Direktur PPA Teguh Wirahadikusuma memaparkan pihaknya saat ini mengelola 22 BUMN. “Ada 22 BUMN yang dikhususkan ke kami untuk dilakukan restrukturisasi, disehatkan, atau dibubarkan," jelasnya.
Saat ini, ada 7 BUMN yang sudah dibubarkan. "Kalau 7 itu selesai, masih ada sisa 15 lagi. Tentunya ditargetkan akan jadi clear dan jelas ada di tahun 2024 bagaimana penanganannya," imbuhnya.
Ketujuh 7 BUMN yang dibubarkan itu, yakni PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Industri Gelas (Persero), dan PT Kertas Kraft Aceh.
BACA JUGA:Terbaru! Loker BUMN Bank BNI Buka Akhir Desember, 3 Posisi Tersedia untuk Lulusan SMA, SMK hingga S1
BACA JUGA:Rumah BUMN Baturaja Kantongi Sertifikat Halal Dari BPJPH
Kemudian, PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Kertas Leces (Persero), PT Istaka Karya (Persero), dan PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (PANN).
2 Dana Pensiun BUMN Terindikasi Fraud
Pada kesempatan itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan ada 2 dana pensiun (dapen) BUMN yang terindikasi fraud.