SUMATERAEKSPRES.ID - Sebuah kewajiban yang diemban umat Islam adalah menjalankan shalat, ritual spiritual yang dilaksanakan 5 kali sehari.
Shalat Subuh, Dzuhur, Asar, Maghrib, dan Isya memiliki waktu dan jumlah rakaat yang telah ditentukan.
Sebuah aturan yang dipahami dengan menggali hikmah-hikmah dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan para nabi terdahulu akan menjadi bahasan artikel melansir dari Tim Layanan Syariah, Ditjen Bimas Islam Kemenag ini.
1. Shalat Subuh
Nabi Adam menjadi pionir yang melaksanakan Shalat Subuh. Kehadirannya di bumi, yang awalnya gelap dan sunyi, menghadirkan kekhawatiran dan ketakutan.
BACA JUGA:Bolehkan Umat Islam Memelihara Anjing, Berikut Jawaban dari Ditjen Bimas Islam Kemenag
BACA JUGA:Makam Putri Bagus Kuning di Plaju Dijaga Kera. Mitosnya kalahkan 11 Pendekar dan ajak Masuk Islam
Namun, saat fajar menyingsing, Nabi Adam menyambutnya dengan dua rakaat shalat.
Rakaat pertama sebagai ungkapan syukur karena terlepas dari kegelapan malam, sementara rakaat kedua sebagai bentuk syukur atas datangnya fajar yang menerangi bumi.
2. Shalat Dzuhur
Nabi Ibrahim menjadi pelaku Shalat Dzuhur, terkait dengan perintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail. Kejadian ini berlangsung saat matahari tengah hari mulai tergelincir.
Nabi Ibrahim, yang akhirnya mengganti Ismail dengan domba surgawi, menunaikan shalat empat rakaat. Rakaat pertama sebagai ungkapan syukur karena penggantian tersebut.
BACA JUGA:Sepakati Perluasan Kerja Sama Kebanksentralan dan Keuangan Islam
Rakaat kedua untuk merayakan kebahagiaan atas keselamatan anaknya, rakaat ketiga sebagai doa permohonan ridha kepada Allah, dan rakaat keempat sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah.