Kata Halim, naik turun harga saham di pasaran tak lepas dari pengaruh dan orientasi bisnis kandidat para capres. Seperti sosok capres Anis Baswedan yang cenderung ke pendidikan, Ganjar Pranowo yang orientasi bisnisnya di sektor properti dan industri yang menopang sektor UMKM dan. Sedangkan capres Prabowo Subianto menitikberatkan pada sektor pertambangan dan persenjataan.
BACA JUGA:Persiapkan Diri ke Jenjang Pernikahan, Ini Lima Langkah Penting
BACA JUGA:Tunggu Cek Kesehatan. Ogan Ilir Dapat 244 Kuota Haji
“ Melihat orientasi bisnis dari capres tadi, maka nilai transaksi saham pada sektor ini juga akan terdongkrak naik. Namun begitu, semua kembali pada siapa nantinya yang presiden. Yang penting, situasi negara yang aman dan kondusif,” tutur Halim.
Sebab, situasi aman dan kondusif ini berpengaruh positif ke ekonomi di daerah-daerah termasuk Sumsel. Sebagai pengusaha, dia berharap siapa pun presiden yang akan terpilih akan bisa memajukan negara dan mensejahterakan masyarakat.
Pengusaha Sumsel lainnya, Tansri mengatakan, secara keseluruhan situasi di tanah air pada 2024 dia yakini akan semakin membaik. Beberapa sektor perekonomian saat ini sudah mulai tumbuh dan bergerak. Namun, kemajuan dan peningkatan ini akan sedikit melemah karena adanya pemilu.
“Kalau saya, 2024 akan lebih safety dulu, karena pastinya anggaran juga tidak sepenuhnya dikucurkan. Jadi kalau dipaksakan, akan memakan modal sendiri,” ulasnya.
Dengan kata lain, pelaku usaha harus pintar-pintar mengelola keuangannya. Karena gejolak di tahun politik pasti akan berpengaruh ke sektor perekonomian.
Pengusaha Sumsel, Akien mengungkapkan, ada dua faktor yang membuatnya sangat yakin kalau perekonomian di Indonesia, termasuk Sumsel, akan membaik. Pertama, pandemi Covid yang meluluhlantakkan hampir semua sektor usaha. Kedua, kemarau panjang yang membuat petani gagal panen, yang menyebabkan harga beras naik signifikan.
“ Terlepas dari tahun politik, secara umum perekonomian di Indonesia, terutama di Sumsel juga akan tumbuh, “ katanya. Pandemi Covid dalam tiga tahun terakhir menjadi momok menakutkan bagi pelaku usaha, juga kemarau panjang.
Mereka melakukan pengeluaran ekstra serta harga komoditas pertanian dan perkebunan melonjak harga. sehingga pengaruhnya ke daya beli masyarakat. Namun karena kedua faktor ini sudah berakhir, maka saya yakin di tahun 2024 ekonomi kembali membaik dan mengarah ke trend positif. Kendati semua ini tidak sama sebelum masa pandemi lalu,” pungkasnya.
Berdasarkan data BPS Sumsel, perekonomian Provinsi Sumsel tumbuh stabil sebesar 5,08 persen pada triwulan III tahun 2023 atau periode Juli-September 2023. Jauh lebih baik dari triwulan 2 lalu yang sebesar 2,39 persen.
“Neraca perdagangan Sumsel surplus US$ 1,19 miliar pada kuartal III/2023 atau konstruksi sebesar 41,43% (YoY). Beberapa komoditas unggulan ekspor provinsi Sumsel yaitu bahan bakar mineral, bubur kayu (pulp), karet, minyak dan gas,” kata Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto.
Wahyu menyebut terdapat sejumlah catatan yang menjadi faktor perekonomian Sumsel tumbuh stabil. Diantaranya, produksi padi secara YoY naik sebesar 11,03 persen dan secara q-to-q juga naik 13,53 persen. Kemudian produksi karet untuk kategori SIR 10 dan SIR 20 secara YoY naik sebesar 0,87 persen.
“Realisasi pengadaan semen secara YoY naik sebesar 3,80 persen. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita secara YoY naik sebesar 20,10 persen. Juga realisasi belanja modal pemerintah secara YoY naik sebesar 99,67 persen dan secara q-to-q naik sebesar 50,83 persen,” ujar Wahyu.
Dia mengatakan kontribusi pertumbuhan cukup tinggi didapat dari sektor pertam-bangan sebesar 10,23 persen, kemudian sektor transportasi sebesar 5,88 persen dan sektor akomodasi dan makanan mencapai 12,93 persen.(*/afi)