Selain itu, pengalaman bekerja juga membawa manfaat tambahan berupa keterampilan profesional dan pemahaman dunia kerja yang dapat berguna di masa depan.
4. Mengisi Kembali Energi yang Telah Terkuras
Pendidikan tinggi dapat menjadi perjalanan yang melelahkan dan menuntut. Gap year dapat dianggap sebagai jeda menyegarkan yang memungkinkan individu untuk mengisi kembali energi yang telah terkuras selama masa sekolah menengah.
Dengan mengistirahatkan pikiran dan tubuh, seseorang dapat memasuki dunia perguruan tinggi dengan semangat dan kesiapan mental yang optimal.
Minus
1. Terjebak dalam Stigma Negatif
Meski gap year memiliki banyak potensi positif, sayangnya masih banyak yang melihatnya dengan stigma negatif. Beberapa orang mungkin menganggap mereka yang memilih gap year sebagai individu yang malas atau kurang berkomitmen.
Penting untuk memahami bahwa setiap orang memiliki alasan dan jalan hidup yang berbeda, dan memilih gap year bukanlah tanda ketidakberhasilan atau kurangnya ambisi.
BACA JUGA:5 Langkah Membangun Karier Tanpa Kuliah, Bisakah?
BACA JUGA:4 Realitas yang Mungkin Kamu Temui Saat Lulus Kuliah
2. Keterbatasan Keuangan
Meskipun gap year dapat memberikan kesempatan untuk bekerja dan mengumpulkan uang, tidak semua orang memiliki kemampuan finansial untuk melakukannya.
Beberapa individu mungkin menghadapi keterbatasan keuangan yang mencegah mereka sepenuhnya mengeksplorasi selama periode ini. Oleh karena itu, keputusan untuk mengambil gap year perlu dipertimbangkan dengan cermat terkait dengan aspek keuangan.
3. Potensi Kehilangan Fokus
Salah satu risiko yang mungkin timbul selama gap year adalah potensi kehilangan fokus atau semangat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Jika tidak direncanakan dengan baik, periode ini dapat mengakibatkan kehilangan momentum, membuat kembali ke jalur pendidikan formal menjadi lebih sulit.