Tren Digitalisasi Ancam Gelombang PHK Berlanjut

Kamis 21 Dec 2023 - 22:14 WIB
Reporter : Andre Jedor
Editor : Edi Sumeks

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Berubahnya tren investasi dan digitalisasi, mendorong tren pemutusan hubungan kerja (PHK) diprediksi akan tetap berlanjut pada 2024 mendatang. Sebab sejak pandemi Covid-19, telah mengubah teknologi yang dipakai dalam dunia usaha.

Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Apindo Sutrisno, mengatakan penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) akan banyak digunakan oleh dunia usaha di dalam negeri ke depannya.

Sementara AI itu capital intensive. Tidak akan memiliki karakter untuk menciptakan lapangan kerja. “Oleh karena itu, tidak mungkin mengharapkan investasi mampu menciptakan lapangan kerja," kata Iwantono, dalam jumpa pers Apindo di Jakarta, Kamis, 21 Desember 2023.

Untuk itu, Apindo menawarkan 2 pilihan untuk menciptakan lapangan kerja.  Pertama, dengan penciptaan wirausaha baru sejak tingkat lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebab, meningkatkan lulusan pendidikan perguruan tinggi tidak akan menyelesaikan masalah dari minimnya lapangan kerja di Indonesia.

BACA JUGA:SPSI dan Karyawan PT WLMI Kompak Tolak PHK Massal, Ini Alasannya

BACA JUGA:Miris, 20 Tahun Kerja Karyawan Tetap PT Indomarco Di-PHK Tanpa Pesangon

Justru lulusan SMA lah yang seharusnya mampu menciptakan pekerjaan itu sendiri. "Pendekatan seperti ini yang dicari bentuk model pendidikan oleh Apindo. Kita nggak mungkin mengharapkan penciptaan lapangan kerja ke depannya melalui investasi," ucapnya.

Kedua, insentif investasi oleh investor lokal. Menurut Iwantono, investor asing akan mengarah kepada investasi padat modal daripada padat karya, mengingat tren penggunaan AI yang terus naik. 

Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Darwoto, juga mengatakan tren PHK di tahun 2024 didorong oleh digitalisasi. Khususnya pada sektor alas kaki, tekstil dan produk tekstil , dan manufaktur.

Sebuah perusahaan bisa melakukan pengurangan tenaga kerjanya di tahun 2024 hingga 50 persen karena digitalisasi. Ia menyebut industri alas kaki dan TPT menjadi dua subsektor manufaktur yang paling tertekan dari sisi penyerapan tenaga kerja tahun 2024 akibat digitalisasi. 

Satu, tertekan karena pengaruh digitalisasi, tapi juga karena pelemahan permintaan global. Situasi global memang berpengaruh pada industri alas kaki dan TPT," ujarnya. (*/air)

 

Kategori :