BACA JUGA:GEGER! 4 Mayat Diduga Korban Pembunuhan Ditemukan di Desa Lumpatan Sekayu, Semuanya Masih 1 Keluarga
BACA JUGA:Gawat, Dalam 1 Minggu Terjadi 3 Pembunuhan di Palembang. Polisi Segera Siapkan Operasi
Sementara, tim gabungan Ditreskrimum Polda Sumsel dan Satreskrim Polres Muba saat ini tengah memburu terduga pelaku pembunuhan satu keluarga di Sekayu, Muba.
"Kalau melihat dari TKP ditemukan adanya beberapa barang milik korban yang hilang. Dugaannya kasus ini pencurian dengan kekerasan.
Tim sudah turun untuk memburu terduga pelaku dan memeriksa para saksi," ungkap Dirreskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo SH SIK.
Tim juga menelisik motif sesungguhnya dari kasus ini sehingga pelakunya sampai hati membunuh keempat korban. "Sejumlah saksi juga telah dimintai keterangan. Kasusnya masih dilakukan pendalaman," pungkasnya.
Kakak kandung almarhum Heri, Muhammad Rusdi, menduga para pelakunya lebih dari satu orang. Kemungkinan dikenal adiknya.
“Perbuatan para pelaku ini sangat keji. Harapan kami, pelakunya bisa dihukum mati,” cetusnya.
Keluarganya yang dibunuh bukan hanya almarhum Heri, tapi juga ibunya, Masturo (7) dan dua keponakannya, Marsel (12) dan Aurel (5). Rusdi yang tinggal di Kecamatan Betung, Banyuasin, tak menyangka terjadi musibah ini.
BACA JUGA:Sesalkan dan Prihatin Beruntunnya Pembunuhan, Pengamat Sosial Sebut Dominan Faktor Ekonomi
BACA JUGA:Saksi Kunci Pembunuhan Saidina Ali Minta BAP Ulang, Bantah Keterlibatan Ujang Kocot, Ada Apa?
Rabu pukul 14.00 WIB, dia sedang di kebun. “Dapatkan telepon dari Sekayu, kalau ada musibah dengan keluarga saya di Sekayu. Tidak jelas musibah apa,” tuturnya.
Rusdi berbegas pulang ke rumah. Setelah berkemas, dia langsung berangkat ke Sekayu.
Saat itu, pikirannya sang ibu meninggal dunia. “Karena memang beliau sudah lanjut usia,” kenangnya.
Sampai di Desa Lumpatan 1, Rusdi terkejut bukan main. Ternyata terjadi pembunuhan terhadap ibu, adik dan dua keponakannya.
Ia mengatakan, Heri sosok yang supel dan memiliki wawasan serta pergaulan luas. “Kesehariannya jualan keliling, dari satu dusun ke dusun lain,” terangnya. Jika sedang tidak jualan, baru berkebun sawit.