Tubuh Penuh Luka Bacokan dan Tangan Terikat, Heri 1 dari 4 Korban Pembunuhan Sadis di Sekayu

Rabu 20 Dec 2023 - 22:56 WIB
Reporter : Tomi Kurniawan
Editor : Andre Jedor

SEKAYU,SUMATERAEKSPRES.ID –  Selain tubuh penuh luka bacokan, tangan Heri (50), juga kondisi terikat. Heri merupakan 1 dari 4 korban pembunuhan sadis, di Dusun Bagan, RT 02, Desa Lumpatan 1, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Muba

“Katanya begitu, sebab saya tidak ikut masuk menyaksikan saat polisi melakukan Olah TKP,” kata Kades Lumpatan 1, Agus Kurniawan, kepada sumateraekspres,id, Rabu, 20 Desember 2023.

Yang jelas kata dia, jenazah Heri dan ibunya, Masturo (70), berada dalam ruangan pondok kayu bercat biru itu.

“Yang anak perempuannya (Aurel) di septictank belakang rumah. Anak yang laki-laki (Marsel), di semak-semak tidak jauh dari rumah. Kondisinya memang memprihatinkan, Pak," tutur Agus, turut bersedih.

BACA JUGA:Baru Jual Tanah, 1 Keluarga Dibunuh, Apa Motifnya?

BACA JUGA:GEGER! 4 Mayat Diduga Korban Pembunuhan Ditemukan di Desa Lumpatan Sekayu, Semuanya Masih 1 Keluarga

Heri tinggal di pondok itu bersama ibunya, Masturo. Dan kedua anaknya, Marsel (12) dan Aurel (5). Heri sudah berpisah dengan istrinya, yang kini bekerja di Batam.  "Kami tidak menyangka kejadian ini,” sambung Agus.

Sebab, pondok yang berlokasi di Jl AMD itu, agak terpencil dari permukiman penduduk. Berjarak sekitar 500 meter. “Sebenarnya ada 2 rumah dekat sana, tapi tidak ditempati,” tambah Agus.

Pondok itu berada di atas lahan milik almarhum Heri, yang baru beberapa bulan dijualnya kepada Camat Sanga Desa, Hendrik. “Ketahuannya penemuan mayat ini, saat pak Camat mengecek lahannya tadi siang,” ungkap Agus.

Camat Sanga Desa, Hendrik, bersama kerabatnya yang anggota Polri dan seorang lainnya, datang mengendarai mobil, sekitar pukul 14.00 WIB, Rabu, 20 Desember 2023. Lalu mereka mencium bau busuk, dari arah pondok tersebut.

BACA JUGA:Gawat, Dalam 1 Minggu Terjadi 3 Pembunuhan di Palembang. Polisi Segera Siapkan Operasi

BACA JUGA:Sesalkan dan Prihatin Beruntunnya Pembunuhan, Pengamat Sosial Sebut Dominan Faktor Ekonomi

“Tapi kondisi pondok Heri terkunci dari luar. Kemudian akhirnya dicek sama polisi itu, ternyata ditemukan mayat," beber Agus.

Agus menambahkan, motor Suzuki Ertiga milik Heri masih ada di lokasi kejadian. Namun dia tidak melihat lagi, motor Yamaha Mio milik Heri. “Motor itu biasa dipakai anak Heri ke sekolah. Kalau barang lain(yang hilang), saya tidak tahu,” ulasnya.  

Jenazah Keempat Korban Dibawa ke RS Bhayangkara

Kondisi keempat jenazah yang sudah mengeluarkan bau tidak sedap. Diduga sudah meninggal dunia sejak beberapa hari yang lalu, sebelum ditemukan kemarin.

“Kemungkinan meninggalnya sudah beberapa hari," kata Kapolres Muba AKBP Imam Safii SIK MSi, melalui Plt Kasat Reskrim Iptu Dedi Kurniawan SH MH, kemarin.

BACA JUGA:Innalilahi, Pendidikan Berduka! Seorang Guru SD dan Keluarga di Daerah Ini Bunuh Diri Diduga Terlilit Utang

BACA JUGA:Tak Bergeming Korban Minta Tolong, Pembunuh Ojek Jilat Darah Korbannya

Belum diketahui pasti penyebab kematian keempat korban, masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Karenanya jenazah keempat korban, dibawa ke RS Bhayangkara M Hasan Palembang untuk kepentingan autopsi.

Jenazah keempat korban, diberangkatkan menggunakan 2 mobil ambulans, sore kemarin. Dedi menyebut, pihaknya langsung bergerak cepat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Katanya, ada 2 jenazah dalam rumah atau pondok berbentuk panggung itu.Yakni jenazah Heri dan ibunya. Kondisinya sama-sama mengenaskan, untuk Heri tangannya dalam keadaan terikat.

Kedua anak Heri, ada yang di semak-semak sekitar rumah, dan septictank.  "Untuk sementara kami menemukan ada tindak pidana kriminal dari penemuan 4 jenazah ini. Penyebab pastinya, mengunggu hasil autopsi. Termasuk motifnya," pungkas Dedi.

BACA JUGA:Pengaruh Minuman Alkohol, Bikin Perilaku Agresif Oppa Korea Bunuh Petugas Rudenim,

BACA JUGA:Polisi Pastikan Oppa Korea Bunuh Petugas Rudenim Imigrasi dengan Keji, Bukan Bunuh Diri

Baru Jual Tanah  Rp100 Juta

Camat Sanga Desa, Hendrik, membenarkan dia membel tanah itu dari Heri sekitar 4 bulan lalu. Termasuk pondok yang ada di lahan itu. Seharga Rp100 juta.

“Dia (Heri) bilang mau menumpang di sana, karena belum ada rumah. Saya pikir tidak apa, sekalian bantu ngurusi lahan," ucapnya.

Hendrik sendiri terakhir bertemu dengan Heri, sekitar 1,5 bulan yang lalu. Kala itu Heri mendatangi rumah Hendrik, meminta uang untuk keperluan merumput di lahan itu. “Sudah saya kasih," ulasnya.

Kemarin siang, Hendrik bersama kerabatnya yang kebetulan anggota Polri, dan seorang kerabat lagi, mengecek lahan di lokasi tersebut.

BACA JUGA:Pak Bupati! Pengamat Tegaskan Kades Tak Netral Bisa Kena Sanksi Berat

BACA JUGA:Capres-DPRD Maksimal Rp25 M

"Kerabat tadi yang mencium bau busuk, kemudian oleh polisi baru di cek. Polisi yang menemukan, jadi bukan saya," jelas Hendrik.
    
Diketahui, Heri merupakan pria asal Desa Bailangu, Kecamatan Sekayu. Dia tinggal di Desa Lumpatan, karena menikah dengan warga sana.

Namun kemudian mereka bercerai, mantan istrinya itu kini bekerja di Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
 
Kedua anak mereka yang masih duduk di bangku SD, tinggal bersama Heri. Turut serta ibunya Heri yang sudah lanjut usia, Masturo (70). Ikut ditemukan tewas, kondisi tangan kanan nyaris putus. (kur/air)

Kategori :