INDRALAYA , SUMATERAEKSPRES.ID - Meski harga cabai di pasaran sudah cenderung tidak sepedas dulu. Namun, hal itu bukan penghalang petani untuk tetap melakukan penanaman cabai. Hariyadi, warga Desa Tanjung Seteko, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir tetap semangat menanam cabai merah keriting di tengah penurunan harga.
Menurutnya, perubahan harga cabai yang tiba- tiba tak mahal itu adalah hal yang biasa. "Meskipun harganya tidak setinggi dulu, tapi yang penting kita masih bisa dapat untung. Asal harganya tidak terlalu rendah dan masih bisa dapat keuntungan," sebutnya.
Sekitar sebulan lalu, harga cabai merah tertinggi di tingkat petani mencapai Rp100 ribu per kg. Namun beberapa hari kemudian terus menurun hingga di angka Rp35 ribu per kg.
BACA JUGA:Harga Turun, Petani Cabai di Empat Lawang Merugi
BACA JUGA:Waw, Inilah Hasil Kebun Cabai Seluas 1 Hektare Milik Warga
"Kita tanam saja terus, ini masih proses semai juga. Masih lama panennya, siapa tahu nanti pas panen dapat harga tinggi," harapnya.
Di belakang pekarangan rumahnya, ada lahan sekitar 2.500 m². Lahan tersebut sudah disiapkannya untuk ditanami cabai merah keriting. "Kita sudah melakukan pengolahan lahan. Kita buat bedengan dan sudah dipasangi mulsa.
Lahan sudah siap, jadi tinggal memindahkan tanaman cabai dari semaian saja nanti," ucapnya.
Ada sekitar 4.000 semaian cabai merah yang siap pindah tanam. "Usia semaian benih cabai merah keriting ini sudah sekitar 25 hari setelah tanam.
BACA JUGA:Panen Raya! Beginilah Perasaan Petani Saat Harga Cabai Sedang Pedas-pedasnya
BACA JUGA:Tekan Inflasi, Imbau Tanam Cabai
Sudah waktunya dilakukan pemindahan tanam. Pemindahan akan kita lakukan dalam waktu dekat,’’ katanya.
Dikatakannya, nantinya tanamam cabai miliknya tersebut akan dipanen saat masih berwarna hijau saja. "Kalau panen hijau lebih cepat dibanding nunggu merah.
Sekitar 40 hari berbuah, nanti usia 2 bulanan tanaman cabai ini sudah bisa dilakukan pemanenan," ungkapnya. (dik/)