2. Kerjasama Tubuh yang Luar Biasa
Saat berlari, 26 tulang, 33 sendi, 112 ligamen, jaringan saraf, tendon, dan pembuluh darah bekerja bersama di kaki kita.
Kerjasama ini memungkinkan pelari profesional mengayuh kaki mereka sebanyak 185 hingga 200 kali setiap menitnya.
BACA JUGA:7 Olahraga Ringan yang Cocok untuk Ibu Hamil, Yuk Cobain Moms! Nomor 2 Paling Gampang
3. Perubahan Rasa ASI
Setelah latihan berlari intens, rasa ASI dapat menjadi pahit karena penyerapan asam laktat ke dalam ASI, mengubah dinamika rasa secara mengejutkan.
4. Rekor Pelari Maraton Tertua
Fauja Singh, warga Inggris berusia 100 tahun, membuktikan bahwa tak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu.
Melansir dari laman Olympics, pria tangguh ini menjadi pelari maraton tertua yang menyelesaikan lomba di usia senja.
Fauja Singh, pelari maraton tertua.-Foto: getty images/olympics.com-
Lomba terakhirnya tercatat di ajang Hong Kong Marathon 2013 (10K) dengan catatan waktu finis 1 jam 32 menit.
5. Daya Tahan Meningkat, Baik di Jalan maupun di Ranjang
Sebuah studi menarik mengungkapkan bahwa berlari dapat meningkatkan aktivitas seksual, dengan pelari melaporkan peningkatan aktivitas seksual sebesar 30% dan jumlah orgasme meningkat 26%.
6. Eliud Kipchoge, Atlet Maraton Tercepat
Pelari Kenya, Eliud Kipchoge, memegang gelar pemaraton tercepat di dunia dengan rekornya 2 jam, 01 menit, dan 39 detik pada Berlin Marathon 2018.