PRABUMULIH, SUMATERAEKSPRES.ID – Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Prabumulih, Suranti SIP, menambahkan, hasil cek harga di pasaran cenderung normal dan ketersediaan stok sembako cukup. "Mudah-mudahan aman," sebutnya.
Hanya saja, untuk harga beras dan cabai cenderung flat namun masih tinggi. "Beras dan cabai flat hariannya tapi masih tinggi dan merah," sebutnya mengaku operasi pasar dibagi dua tim, dimana tim 1 melakukan sidak di PTM-Simpang 4 Pandean dan tim 2 operasi pasar di tingkat sub-distributor Prabumulih.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Pemkot Prabumulih, Mulyadi Karomin, menambahkan, operasi pasar tim Satgas Ketahanan Pangan Prabumulih dilaksanakan dalam rangka menyambut Nataru. "Biasanya tidak ada lonjakan harga dan stabil dan kali ini kita berharap seperti biasa dan bisa melaksanakan Nataru dengan kondisi kondusif dan aman dan tidak ada lonjakan harga," tukasnya mengimbau seluruh pedagang untuk tidak melakukan penimbunan barang.
Sementara itu, penjualan sembako sekarang tidak seperti dulu lagi. “Kami yang biasa jual karungan, terpaksa berubah pola jual kiloan," ujar Yuni, pemilik Toko Sumber Musi di Jl Jenderal Sudirman, Kota Prabumulih dibincangi saat operasi pasar tim Satgas Ketahanan Pangan Kota Prabumulih di kawasan Pasar Tradisional Modern (PTM) Prabumulih, Senin (11/12).
Menurut Yuni, untuk stok sembako seperti beras, telur, minyak sayur dan gula pasir masih aman. Terlebih lagi, beras mengalami kenaikan harga dan pembeli juga sepi. "Beras naek, tapi pembeli katek," sebutnya.
Menurut Yuni, masyarakat lebih memilih membeli beras Bulog seperti merek SPHT 5 kg, sedangkan dirinya tidak menjual beras dengan merek tersebut. "Mereka maunya makan beras itu, kami sudah mencoba menawari beras ini (merek lain) tapi mereka tidak mau. Susah kami, toko terjepit selama dua bulan ini," sebutnya mengaku kalah saing dengan beras Bulog.
Selain itu, harga beras yang melambung juga membuat daya beli masyarakat berubah. "Pengaruh harga 2 kg karet dapat 1 kg beras jadi daya beli masyarakat berubah. Kalau dulu jual beras 20kg kuat, sekarang orang makan beras 5 kg dan 10 kg saja, sejak pandemi Covid sampai sekarang," sambungnya.
Sementara, untuk harga minyak sayur relatif stabil di harga Rp15 ribu/liter, sedangkan gula pasir mengalami kenaikan di harga Rp16 ribu-Rp16,5 ribu/kg dari sebelumnya Rp15 ribu/kg. "Penjualan gula sekarang juga susah karungan, kiloan tulah," sebutnya mengaku toko besar yang biasanya jual karungan, berubah menjadi jual kiloan menuruti keinginan konsumen.
Begitupun dengan beras, jika dulu mereka jual beras berukuran 20 kg ke atas, sekarang masyarakat cenderung membeli beras ukuran 5 kg dan 10 kg. "Jual barang tidak bisa cak dulu lagi. Penjualan beras tidak baik-baik saja," lanjutnya. (chy)