SUMATERAEKSPRES.ID - Sejumlah pihak hadir melayat ke rumah almarhum Efendi, warga Desa Muara Tiku, Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Muratara yang meregang nyawa usai terlibat insiden dengan tiga petugas di arena pasar malam. Di antaranya Kepala Desa, Kapolsek hingga anggota DPRD Muratara.
Kepala Desa (Kades) Embacang, Mugi, mengatakan, almarhum Efendi yang tewas usai tertembak di kaki dalam insiden di pasar malam dengan tiga petugas merupakan ayah dari 3 orang anak. “Pihak kelurga sudah menerima jenazahnya dan dimakamkan. Keluarganya tadi menyampaikan sangat menyesalkan insiden tersebut. Mereka tidak bisa berbuat banyak,” katanya.
Kesehariannya, Efendi merupakan petani sawit. “Dia sering jadi muazin di masjid dekat rumah. Bersosialisasi dan bermasyarakat,” imbuh Mugi. Pihak keluarga mengaku tidak mengetahui informasi persis kejadian yang melibatkan Efendi. Karena sepengetahuan keluarganya, baru 1-2 malam terakhir almarhum sering keluar malam ke Desa Muara Tiku.
"Keluarganya tidak menyangka kejadian itu melibatkan almarhum. Mereka sempat syok, karena almarhum dikenal bukan seorang kriminal. Tapi mau tidak mau kejadiannya seperti ini," jelasnya. Mugi menegaskan, insiden ini menjadi catatan khusus terkait penyelenggaraan pasar malam di wilayah Muratara. Mengingat sudah ada perda khusus yang mengatur pelarangan pesta malam.
"Hari ini (kemarin) juga almarhum dimakamkan di TPU Desa Embacang. Kami dari pihak pemdes menyampaikan belasungkawa terhadap keluarga yang ditinggalkan," tandasnya. Anggota DPRD Muratara, Hadi Subeno tampak ikut melayat.
Dia mengaku tidak bisa berkomentar lebih banyak mengingat almarhum Efendi merupakan keluarganya. "Iya, masih keluarga saya. Tapi saya tidak bisa komentar lebih lanjut, hanya menyesalkan saja insiden itu terjadi," tutupnya.(zul/)