PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Mendekati momen Natal dan Tahun Baru, Bank Indonesia (BI) mengimbau anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memantau pergerakan harga sembako.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Nurcahyo Heru Prasetyo menjelaskan TPID Kota Palembang perlu mewaspadai inflasi bulan Desember ini.
Menurutnya, monitoring harga sembako sangat penting mengingat dalam waktu dekat akan menghadapi momen hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. "TPID perlu lebih mencermati risiko kenaikan harga komoditas," jelasnya.
Langkah antisipasi adanya gejolak harga sembako, BI Sumsel mengimbau pemantauan harga di pasar terus dilakukan jelang momen tutup tahun 2023. "TPID akan lebih efektif jika dibarengi koordinasi tingkat teknis untuk monitoring pergerakan harga dari minggu ke minggu," bebernya.
TPID Sumsel agar lebih pro aktif dan tanggap jika ada perubahan di pasar, baik permintaan maupun sisi penawaran. "Dengan tujuan mengantisipasi anomali harga pada komoditas dan menentukan respon yang tepat," lanjutnya.
Selain itu, kata dia, BI Sumsel juga memberikan rekomendasi upaya inflasi yang diusulkan adalah untuk terus memperkuat strategi 4K. "Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif," sebutnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat di 2 kota di Provinsi Sumsel pada November 2023 terjadi inflasi yoy sebesar 3,52 persen."Dengan adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,36 pada November 2022 menjadi 116,31 pada November
2023," jelas Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto, pekan lalu.
Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,31 Inflasi yoy di Kota Palembang sebesar 3,56 persen.Lalu, IHK sebesar 116,36 dan di Kota Lubuk Linggau sebesar 2,95 persen dengan IHK sebesar 115,68. Tingkat inflasi month to month (mtm) November 2023 sebesar 0,54 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) November 2023 sebesar 3,02 persen.
Sedangkan, tingkat inflasi komponen inti November 2023 secara yoy sebesar 1,53 persen sementara inflasi mtm sebesar 0,09 persen dan inflasi ytd sebesar 1,45 persen. "Kelompok pengeluaran yang dominan menyumbang andil inflasi yoy pada bulan November
2023, adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau," ungkap dia.
Kata dia, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Sebanyak 11 kelompok utama yang mempengaruhi inflasi, hanya ada satu kelompok yang mengalami penurunan yakni kelompok transportasi dengan inflasi -0,17 persen dan andil -0,02 poin.
Adapun kelompok pengeluaran yang memberikan andil sumbagsih terciptany inflasi di Sumsel, untuk 3 terbesar yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 8,43 persen. Menyusul di posisi kedua kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menyumbang andil terbentunya inflasi sebesar 4,15 persen serta kelompok pendidikan sebesar 2,85 persen.
Posisi keempat dan kelima ditempati kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,75 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 1,42 persen. Lalu kelompok ke enam penyediaan makanan dan minuman/restoran 1,36 persen, kelompok ke tujuh kesehatan 1,26 persen, kelompok kedelapan rekreasi, olahraga, dan budaya 0,57 persen.
Masih ada kelompok sembilan perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,43 persen dan kelompok kesepuluh, yakni informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,29 persen. Sementara satu kelompok lain mengalami deflasi, yakni kelompok transportasi mengalami penurunan indeks sebesar 0,17 persen. (yun/fad)