OGAN ILIR, SUMATERAEKSPRES.ID - Sebuah kejadian kontroversial seputar parkir di salah satu Taman Kanak-Kanak (TK) di Palembang kembali memanas setelah melibatkan seorang calon legislatif (caleg) DPRD dari Kabupaten Ogan Ilir, berinisial MI, dan kakaknya IMN.
Insiden ini menjadi viral di media sosial pada tanggal 18 November lalu.
Kejadian bermula ketika bus sekolah TK tersebut menghalangi jalan keluar mobil dari depan rumah MI.
Emosi pun memuncak, memicu keributan dan pertengkaran mulut antara MI serta kakaknya dengan petugas TK yang bersangkutan.
BACA JUGA:85 Lokasi Pemasangan APK di Muba, Ingat Caleg Ga Boleh Pasang Sembarangan Yah!
Situasi semakin memanas, menjadi tontonan orang tua wali dan murid TK yang lain. Orang tua murid bernama JL berusaha melerai keduanya.
Namun malah ia dan anaknya menjadi sasaran kemarahan. JL menceritakan, "Saya banyak diam, tapi malah diancam dengan kalimat umpatan. Dia bilang, 'Nanti ku tandai mobil sampe anak kau, kagek ku buat anak kau,' itu katanya."
Menghadapi ancaman tersebut, JL melaporkan insiden tersebut ke Polrestabes Palembang pada Selasa (28/11) lalu. Kesaksian JL menyebutkan bahwa kejadian terjadi pada Kamis, 18 November 2023, sekitar pukul 13.00 WIB.
"Saya laporkan beberapa hari kemudian untuk mengumpulkan alat bukti yang lengkap," kata JL. Laporan ini diteken atas nama KA SPKT Resor Kota Besar Palembang, dengan tanda tangan Asmara Jaya.
BACA JUGA:Skandal Penipuan Senilai Rp2,1 Miliar, Oknum Caleg Terlibat Bisnis Beras dan TIK
Terlapor dalam laporan tersebut adalah IMN. Awalnya, IMN merasa tidak senang ketika JL meminta kendaraannya dipindahkan karena bus sekolah hendak lewat.
Terlapor kemudian mengajak saksi untuk berkelahi, menciptakan ketegangan di lokasi.
Plt Ketua KPU Ogan Ilir, Rusdi, membenarkan bahwa MI merupakan salah satu caleg yang terdaftar di daftar calon tetap (DCT) dari dapil 5, mewakili partai berlogo bulan dan padi.
Ketika dikonfirmasi, MI menjelaskan bahwa insiden terjadi di depan kediamannya. Ia mengakui bahwa masalah parkir di depan rumahnya sudah berlangsung bertahun-tahun.
BACA JUGA:Ternyata Ini Penyebab Banyaknya Baliho Caleg di Muratara Robek dan Tumbang!
"Parkir di depan rumah aku, mereka ada acara field trip, terus bus TK itu berhenti di depan rumah aku," ujar MI.
MI menjelaskan bahwa ia baru mengetahui masalah tersebut setelah dibangunkan oleh pembantu rumah tangganya (ART).
"Saat itu aku lihat dari atas ada keributan di bawah. Posisi waktu itu sudah ribut besar, orang-orang sudah mengoceh. Aku lihat itu kakak aku (IMN) begoco, ya kita turun reflek," ungkapnya.
Alasan kakaknya yang emosi, menurut MI, karena setelah membawa ibunya yang sedang sakit untuk terapi, ia melihat mobil melintang sehingga sulit masuk ke rumah. "Ibu lagi sakit, mau serba cepat, emosi anak mungkin meluap," jelas MI.
MI membantah melakukan ancaman, menyatakan bahwa ia hanya turun untuk memisahkan kakaknya dari keributan.
"Wajarlah aku dorong pisahkan JL, kenapa mau ikut-ikut dan ribut dengan kakak aku. Sudah aku bilangi sudah. Kalau pengancaman sampai sekarang saya tidak mengancam," tegasnya.
Sehari setelah kejadian, dilakukan pertemuan antara RT, RW, pihak sekolah, dan warga setempat. MI mengklaim bahwa warga setempat sudah berdamai dengan pihak sekolah.
Namun, saat diajak bersalaman dengan IMN, JL menolak dengan alasan ingin menyelesaikan perkara ini secara hukum.
MI menyatakan bahwa hingga saat ini, pihaknya belum menerima surat pemanggilan dari kepolisian terkait laporan ini.
Namun, IMN bersedia untuk hadir sebagai terlapor, dan MI pun akan datang sebagai saksi jika diperlukan. "Kebetulan aku memang ada di lokasi, tapi disangka aku juga ikut ngancam," pungkas MI.