Ulah Israel, Tangkap Direktur RS Al Shifa, Minta RS Indonesia Dikosongkan. Ke Mana Warga Gaza Berobat?

Jumat 24 Nov 2023 - 08:23 WIB
Reporter : mh
Editor : Martha

GAZA – Pelaksanaan kesepakatan penghentian perang antara Hamas dan Israel tertunda. Gencatan senjata di Jalur Gaza paling cepat baru dimulai, hari ini (24/11).

Penyebab penundaan gencatan senjata yang seharusnya terjadi Kamis (23/11) belum jelas.

IDF, tentara Israel dalam sehari kemarin menangkap sekitar 90 warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Bahkan, Direktur RS Al Shifa, Muhammad Abu Salmiya dan beberapa dokter senior lainnya ikut ditangkap.

BACA JUGA:Kejamnya Israel, Halaman RS Indonesia di Gaza Jadi Kuburan Massal. Mayat Bergelimpangan, Menyedihkan

BACA JUGA:Hancurkan RS Indonesia di Gaza, Ini Dalih Israel, Indonesia Kutuk Keras

Mereka dipindahkan ke Otoritas Keamanan Israel (ISA) untuk diinterogasi. Versi Israel, itu terkait bukti bahwa RS Al Shifa di bawah manajemen Abu Salmiya telah digunakan sebagai pusat kendali dan komando Hamas.

Tapi IDF belum berhasil membuktikan bahwa memang benar RS Al Shifa adalah pusat kendali dan komando Hamas.

Bahkan, terowongan yang mereka klaim sebagai jaringan milik Hamas ditengarai hanyalah saluran air.

Hal itu dikuatkan kesaksian dari mereka yang membangun rumah sakit dan gambar yang sesuai.

BACA JUGA:Israel Serang RS Indonesia di Gaza, 12 Orang Tewas, 2 Dokter Terluka, 3 WNI Hilang Kontak

BACA JUGA:SEDIH, Jenazah Mulai Membusuk Berserakan di RS Al Shifa Gaza. Petugas Rumah Sakit Terpaksa Lakukan Hal Ini!

IDF bahkan sempat malu karena menyebut kalender dalam bahasa Arab di RS Al Shifa sebagai jadwal dan nama-nama anggota Hamas yang menjaga sandera.

Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi menjelaskan, perjanjian akan tetap berjalan sesuai rencana alias tidak batal.

 ”Kontak untuk pembebasan sandera kami semakin maju dan terus berlanjut. Permulaan pelepasan akan dilakukan sesuai dengan kesepakatan awal antara kedua belah pihak,” katanya.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Hamas akan membebaskan setidaknya 50 di antara 240 sandera yang sebagian besar berasal dari Israel.

BACA JUGA:22 RS di Gaza Tak Bisa Beroprasi Lagi, Banyak Korban Tak Tertolong. Gaza Nasib Mu…

BACA JUGA:SEDIH, Korban Meninggal Dunia di Gaza Kini Lebih Dari 11.800 Orang. Ini Rinciannya!

Sedangkan Israel akan membebaskan sekitar 150 tahanan Palestina. Juga mengizinkan 300 truk bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza setelah lebih dari enam minggu blokade bahan bakar, makanan, obat-obatan, dan kebutuhan penting lainnya.

Salah seorang pejabat Israel mengungkapkan, penundaan gencatan senjata karena kegagalan Hamas dan mediator Qatar untuk menandatangani perjanjian.

Namun, pejabat itu optimistis perjanjian tersebut akan dilaksanakan setelah ditandatangani Hamas belum mengirimkan perincian lengkap mengenai kelompok sandera pertama yang akan dibebaskan.

Di Jalur Gaza ada dua sayap militer: Brigade Al Qassam milik Hamas dan Palestine Islamic Jihad (PIJ).

BACA JUGA:ALHAMDULILLAH, Bantuan Kemanusian Warga Indonesia Tiba di Palestina. Masuk ke Gaza Lewat Gerbang Ini!

BACA JUGA:Pilih Bertahan di Gaza, Begini Nasib 3 Relawan asal Indonesia!

Sejak tercapainya kesepakatan yang diumumkan pada Rabu (22/11), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) justru meningkatkan serangannya.

Ratusan warga Palestina tewas dalam serangan Israel dari darat, laut, dan udara selama dua hari terakhir. Kemarin IDF menyatakan telah menyerang 300 titik yang ditengarai didiami Hamas.

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al Maliki mengatakan, 52 korban di kamp pengungsian Jabaliya yang dibom pada Rabu berasal dari keluarga Qadoura. ”Saya punya daftar namanya, 52 di antaranya. Mereka musnah total, dari kakek hingga cucu,” ujarnya.

Kementerian Kesehatan Gaza menginginkan penjelasan dari WHO terkait penangkapan staf medis RS Al Shifa.

BACA JUGA:Allahu Akbar, Bayi Palestina Pesanan Atta Halilintar Terganjal di Perbatasan Gaza. Begini Penjelasan Bang Onim

BACA JUGA:Bahas Situasi di Gaza, Presiden Jokowi Kunjungan Kerja Ke Luar Negeri. Kemana Saja? Gak Bahaya Ta…

Penangkapan terjadi ketika petugas medis sedang perjalanan dalam konvoi WHO bersama pasien. Mereka tiba-tiba dihentikan dan ditahan pasukan Israel.

Dia khawatir, mereka yang ditahan itu bakal dibunuh karena Israel bisa dan mampu melakukannya. Kementerian telah memutuskan untuk menghentikan koordinasi dengan WHO.

Tak hanya menyerang RS Al Shifa. Tentara Israel juga minta RS Indonesia dikosongkan. Pengosongan hanya diberi waktu 4 jam.

’’Staf rumah sakit berusaha mengatur bus untuk mengevakuasi sekitar 200 pasien, termasuk orang dewasa lanjut usia dan anak-anak yang mengalami luka bakar,’’  kata Dirjen Kementerian Kesehatan Munir al-Boursh seperti dikutip Al Jazeera.

BACA JUGA:Makin Edan, Israel Hancurkan Rumah Sakit dan Sekolah di Gaza, Korban Tewas Capai 11.078 Orang

BACA JUGA:Terungkap, Ini Rencana Nama Kota Baru Pengganti Gaza yang Bakal Didirikan Israel jika Hamas Hancur. Benarkah?

Dia menambahkan bahwa RS Indonesia telah dikepung oleh tentara Israel. Serangan juga terus terjadi di sekitarnya.

Sehari sebelumnya, sekitar 450 pasien sudah lebih dulu meninggalkan rumah sakit. Tersisa hanya sekitar 200-an orang saja kemarin.

 Al-Borsh mengungkapkan bahwa ada 65 jenazah di RS Indonesia yang belum bisa dikuburkan. Sebanyak 50 di antaranya sudah tergeletak di sana selama lebih dari 50 hari.

’’Rumah Sakit Indonesia sekarang kosong. ’Para dokter dan korban luka dipindahkan ke RS Eropa,’’ ungkap  Presiden Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad.

BACA JUGA:Ribuan Warga Palestina Kibarkan Bendera Putih, Mengungsi dari Gaza Utara ke Selatan

BACA JUGA:GILA, Menteri Israel Ini Ancam Gunakan Bom Nuklir ke Gaza. Begini Reaksi Arab Saudi!

Relawan mereka di RS Indonesia telah dipindahkan ke sekolah dekat RS Eropa di Rafah.  Mereka berlindung di sekolah tersebut bersama dengan ribuan pengungsi lainnya.

Hingga kemarin pengeboman masih terjadi di Gaza. Korban sipil terus berjatuhan. Banyak jenazah yang tidak bisa dikenali lagi wujudnya atau meninggal tanpa ada sanak saudara yang tahu.

Sebanyak 111 jenazah tanpa nama pada Rabu (22/11) dishalatkan dan dimakamkan bersama di kuburan masal yang terletak di Khan Younis.

Para jenazah tersebut hanya dibungkus dengan terpal biru seadanya. Sebagian masih berlumuran darah. Mereka diturunkan dengan tandu ke lobang yang sudah digali sebelumnya dengan alat berat.

Kategori :