PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Persyaratan calon ketua KONI Sumsel menjadi tema pembahasan yang sangat alot pada rapat kerja KONI Sumsel, Rabu kemarin di Hotel Alts.
Banyak yang protes dengan adanya syarat ketua KONI harus menyetor uang Rp500 juta. Usulan itu mendapatkan protes dari anggota rapat yang hadir dan terjadi keributan.
Misnan Hartono Gumay, Kabid Hukum KONI Sumsel mengatakan hal itu tidak perlu terjadi jika para anggota rapat memahami AD/ART KONI Bagian Kesepuluh Pasal 27 tentang Kriteria Ketua Umum dan Pengurus KONI.
Di situ dijelaskan ada 6 poin syarat untuk menjadi ketua umum KONI yakni poin (a) Mempunyai kemampuan manajerial, pengabdian, dan waktu yang cukup untuk mengelola organisasi keolahragaan, poin (b) Memahami, konsekuen dan konsisten melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KONI, poin (c) Mampu menjadi pengayom dan pemersatu semua unsur masyarakat olahraga.
BACA JUGA:TEGAS DAN MENOHOK! Jenderal Bintang 2 Sebut Ketua Umum KONI Sumsel Harus Punya 3 Karakter. Apa Saja?
BACA JUGA:Wow, KONI Prabumulih Dapat Kucuran Hibah Rp1,2 Miliar
Selanjutnya poin (d) Mempunyai visi yang luas dalam membina olahraga prestasi, (e) Mampu menjalin kerja sama dengan badan-badan usaha dan instansi terkait untuk menunjang pembinaan olahraga prestasi, dan (f) Mampu menggalang kerja sama dengan badan-badan keolahragaan tingkat regional dan dunia.
“Itu syarat untuk menjadi ketua umum KONI tidak ada harus setor Rp500 juta. Jumlah itu pasti ada pajak dan harta kekayaan calon juga harus diaudit LHKPN. Jika ada yang ngotot harus dibawa ke forum rapat KONI Pusat untuk mengubah AD/ART tersebut,” jelas Misnan Hartono Gumay kepada Sumatera Ekspres.
Sedangkan Rully, salah seorang anggota Pengurus Provinsi cabang olahraga judo, membantah jika dirinya melakukan aksi protes.
“Kita bukan melakukan protes. Tetapi, kita memberikan masukan kepada ketua atau pimpinan rapat kerja KONI Sumsel di The Alts, Rabu (22/11/2023) kemarin.
BACA JUGA:Pelimpahan Tahap II Kasus KONI
Intinya kita harapkan ke depan KONI Sumsel dipimpin orang-orang yang mumpuni dan memiliki integritas yang tinggi,” ujarnya kepada koran ini kemarin.
Rully menyatakan kesedihannya dengan KONI Sumsel saat ini. “Office boy, istrinya datang ke kantor KONI Sumsel. Mengadukan kalau keluarganya diusir dari rumah kontrakan karena tidak membayar sewa."
"Bagaimana mereka mau membayar sewa, sedangkan gaji dari KONI tidak dibayarkan,” cerita Rully.