Umumnya, hal ini terjadi karena anak mengalami masalah dalam perkembangan otaknya sejak usia dini.
Gangguan perilaku pada remaja dapat memengaruhi pendidikan anak serta berisiko membuat ia terlibat dalam kenakalan remaja dan tindak kriminal.
BACA JUGA:Heboh! Siswi di Prabumulih Disekap dan Diseret Dua Remaja ke Semak-Semak, Lalu Hal Ini Terjadi
BACA JUGA:Ajak Remaja Lakukan Aksi Kriminal
3. Gangguan makan
Gangguan psikologis pada remaja juga bisa berupa gangguan makan (eating disorder).
Tidak hanya pada usia remaja, kondisi ini juga bisa muncul pada dewasa muda.
Gejalanya ditandai dengan perilaku makan yang abnormal, misalnya menolak makan (anoreksia nervosa), keasyikan makan lalu memuntahkan (bulimia nervosa), atau makan terus menerus (binge-eating disorder).
Pada anoreksia dan bulimia, remaja merasa khawatir mengalami kenaikan berat badan sehingga mereka memaksa diri seperti memuntahkan makanannya.
BACA JUGA:Gagalkan Tawuran Remaja, Dapati Sajam dan Bom Molotov
BACA JUGA:10 Cara Merawat Kulit Remaja
Sementara pada binge-eating, anak justru tidak merasa khawatir akan berat badannya sehingga mereka mengalami obesitas.
4. Psikosis
Psikosis adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kontak dengan realita.
Remaja yang menderita psikosis mungkin mendengar atau melihat hal-hal yang tidak ada.
Gejala kondisi ini dapat berupa halusinasi atau delusi. Pada kasus tertentu, gejala psikosis dapat berkembang menjadi skizofrenia.