Minus Dua

Sabtu 18 Nov 2023 - 08:01 WIB

Gregorius Indiarto

Yayasan Tahija mencari dan menggandeng orang hebat untuk melancarkan program pemberantasan DB nya, sementara Mobi listrik diharapkan menjadikan pengandaranya (pemrogramnya) untuk menjadi orang hebat. Itu dulu, jaman semono. Met pagi, salam sehat dan bahagia.

 

Wilwa

Bos Disway juga salah tulis Wolbachia bacteria sebagai virus. Lalu ada salah persepsi yang saya temukan di berbagai berita bahkan di media massa Barat yang terkenal bahwa bakteri Wolbachia bisa memblock virus Dengue. Ini kesalahan knowledge yang wajar karena kurangnya literasi. Baiklah, saya berikan referensi yang enak dibaca karena dilengkapi gambar yang bagus mengenai bagaimana nyamuk yang terinfeksi bakteri Wolbachia dapat mengendalikan nyamuk demam berdarah. Kuncinya seperti yang sudah saya beritahu ke Nimas kemarin adalah di cytoplasm incompatibility atau ketaksesuaian sitoplasma. Ketik keywords sbb di Google: www.nea.gov.sg How Does Wolbachia-Aedes Suppression Technology Work? Ini dari National Environment Agency Singapura. Selamat menyimak. 

 

ari widodo

Poin dan pesan yang ingin disampaikan dalam tulisan CHD hari ini bahwa, belum optimalnya dukungan seluruh pemangku kepentingan atas kreasi, inovasi serta terobosan baru hasil karya anak bangsa dalam segala hal, semua dihadang oleh "sesuatu" yang tidak ingin kepentingannya terganggu. Alasan utamanya inovasi dan kreasi anak bangsa dibenturkan dengan aturan, dibilang melanggar UU, melanggar PP, melanggar Permen, Perda sampai melanggar Pergub/perbup/perwal sampai dengan melanggar aturan kode etik profesi dan sebagainya. Pak Dahlan Iskan yg pernah menginisiasi Mobil listrik tucuxi pernah merasakan serangan yg dasyat dari pihak yg merasa terganggu, ndak tahunya sekarang semua berlomba-lomba memproduksi dan menjual mobil listrik, klau dulu tidak diganggu mungkin Indonesia bisa menjadi epicentrum mobil listrik dunia, kita akan menjual ke seluruh dunia bukan sperti sekarang hanya sebagai tempat jualan paling banter sebagai pabriknya saja, mirip2 proyek pesawat N-2130 pak habibie yg digagalkan IMF dulu, dimana sekarang Boeing dan Airbus yg menikmati ceruk pasar yg besar, banyak contoh lagi prestasi anak bangsa yg misalnya terapi cuci otak Dr. Terawan yg banyak dirasakan manfaatnya tp dipermasalahkan di negerinya, dan contoh lainnya, kecuali nikuba.

 

Muin TV

Kenapa Indonesia tak bisa menjadi negara maju? Ketika kita ditanya, kenapa Singapur lebih maju dari kita? Kita pun bisa menjawab, "Ah, Singapur kan negaranya keci. Penduduknya cuma sedikit." Kemudian, kita ditanya lagi, kenapa Malaysia bisa lebih maju dari kita? Kita pun akan menjawab dengan jawaban yang sama. Tapi, ketika kita disodori pertanyaan, kenapa Tiongkok bisa lebih maju dari kita? Lidah kita pun jadi kelu. Tak bisa menjawab lagi. Sebenarnya, kenapa mereka lebih maju dari kita, jawabnya mudah saja. Karena negara mereka hadir di tengah-tengah rakyatnya. Negara mengatur kehidupan rakyatnya. Sedangkan negara kita, tak pernah hadir di tengah-tengah rakyatnya. Coba perhatikan, kapan polisi bekerja? Ketika ada laporan warga yang kehilangan motor. Kapan BPOM bekerja? Ketika ada anak SD yang keracunan di sekolahnya. Kapan OJK bekerja? Ketika masyarakat sudah tertipu puluhan juta akibat investasi bodong. Begitulah cara kerja lembaga negara kita. Reaktif. Ada kejadian dulu, baru bekerja. Tidak pernah melindungi warganya. Di sebuah desa di Tegal, penghidupan warganya dari membuat "shutlecock" yang dipakai untuk bermain bulutangkis. Apakah negara hadir di sana? Tidak saudara-saudara. Mereka beli bahan sendiri, dibuat sendiri, kasih merek sendiri dan dijual sendiri. Kalau laku, dapat duit. Kalau tak laku, ya... manyun. Seharusnya, kalau negara hadir, maka negara akan memberikan pembinaan bagaimnan membuat "shutlecock" yang baik, dibantu peasarannya.

 

Lagarenze 1301

Nyamuk pers. Saya sering mendengar atau membaca wartawan disebut sebagai nyamuk. Hingga ada istilah "nyamuk pers". Mengapa analoginya nyamuk? Kalau sebutannya kuli tinta, menurut saya, tidaklah terlalu merendahkan. Dulu kehidupan sebagian wartawan seperti kuli dan mereka bekerja di koran cetak yang satu di antara bahan bakunya adalah tinta. Sedangkan sebutan nyamuk menimbulkan pertanyaan: apakah karena wartawan mengesalkan, mengganggu, menggigit, bahkan membawa penyakit? Yang gemar memakai istilah nyamuk biasanya oknum pengusaha,  pejabat sipil, maupun oknum dari kalangan TNI-Polri, yang bermasalah dan korup. Tapi, 'kan ada juga oknum wartawan yang kerap memeras? Oh, itu bukan wartawan sebenarnya, itu nyamuk betulan. Nyamuk Aedes aegypti.

 

Juve Zhang

Tags :
Kategori :

Terkait