IHSG Tetap Berpotensi Menggeliat

Selasa 31 Jan 2023 - 01:14 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi kembali menggeliat setelah Minggu lalu mengalami kenaikan sebesar 0,3 persen. Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Rifqi Satria Dinandra menerangkan ada 2 sentimen utama yang menggerakkan IHSG pada Minggu lalu, yakni rilis Laporan Keuangan Emiten Perbankan dan PDB AS.

“Ada 2 emiten yang baru merilis laporan keuangan yang solid, yakni BBCA dan BBNI. Bank BCA mencatatkan laba bersih hingga 30 persen (YoY). Rasio-rasio keuangan penting Bank BCA, yakni cost of fund kuartal 4 yang turun menjadi 0,8 dari 1,0, CASA Rasio naik dari 79 menjadi 82, NIM naik dari 5,1 ke 5,3 dan LDR naik menjadi 68 dari 65,” kata Rifqi, Senin (30/1).

Sementara itu, laporan keuangan BBNI mencatatkan net profit sebesar 68 persen dengan rasio positifnya, yakni cost of fund turun menjadi 1,5 dari 1,6. Adapun CASA Ratio naik dari 68 ke 72, NIM naik dari 4,7 menjadi 4,8 dan LDR yang naik menjadi 84 dari 80. “Kedua emiten besar ini telah membaik. Ekspektasi kita bank-bank lainnya juga akan positif,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia tak memungkiri kalau Produk Domestik Bruto (PDB) AS juga ikut menggerakkan IHSG. Di mana, menurutnya didorong oleh ekonomi AS pada kuartal 4-2022 yang tumbuh 2,9 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan konsensus 2,6 persen. Sedangkan belanja konsumen tercatat 68 persen dari PDB juga naik 2,1 persen atau lebih rendah dari sebelumnya 2,3 persen.

Ia menyebut, ekonomi AS yang terus tumbuh jadi berita baik bagi ekonomi Indonesia. Sementara itu terkait sentimen minggu ini, Rifqi menerangkan, ada 2 sentimen yang sebaiknya dicermati investor, yakni inflasi & PMI Manufaktur Indonesia serta suku bunga AS. Sebelumnya, PMI Manufaktur pada Desember sudah meningkat dari 50,3 menjadi 50,9. Sedangkan inflasi dalam negeri sudah mulai turun, pada bulan Januari ini konsensus inflasi di level 5,40 persen YoY (umum) dan 3,30 persen YoY (inti).

“Tren penurunan harga biaya transportasi setelah libur Nataru diprediksi akan menjadi salah satu faktor inflasi yang lebih rendah pada bulan Januari dibandingkan sebelumnya,” tuturnya. Ia menerangkan, suku bunga AS juga menarik untuk dicermati karena saat ini sudah di level 4,50 persen dan diprediksi akan naik hanya 25 bps pada pertemuan awal Februari nanti. “Agresivitas kenaikan suku bunga pun diprediksi akan berkurang . Apabila hanya naik 25 bps maka agresivitas The Fed sudah berkurang sesuai dengan prediksi pasar,” terangnya. (fad)

Tags :
Kategori :

Terkait