PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Palembang kaya akan berbagai kuliner khas dengan beragam rasa. Mulai dari rasa manis, asin hingga pedas. Ternyata kuliner khas Palembang sangat erat dengan tradisi ataupun ritual tertentu.
Karenanya, memang ada makanan tertentu yang tidak dibuat setiap hari. Tak bisa dinikmati setiap saat. ‘’Makanan khas Palembang ini berjumlah sekitar 220 jenis,’’ ujar Sejarawan dan Budayawan Palembang, RM Ali Hanafiah.
Mang Amin, sapaannya mengatakan, saat ini memang ada sejumlah kuliner ini diperjualbelikan. ‘’Jadi bisa dinikmati setiap saat, walaupun untuk makanan tertentu hanya bisa didapatkan di tempat - tempat tertentu," Katanya.
BACA JUGA:Reuni, Ikatan Alumni FE Unsri Lestarikan Kuliner Palembang
BACA JUGA:Wajib Dicoba, 4 Makanan Khas Palembang Ini Lezatnya Menggoda
Seperti contohnya, apem banyu. Kuliner khas Palembang ini biasanya disajikan untuk malam ratip saman. Kemudian ada lagi engkak banyu. Makanan ini khusus untuk acara perkawinan. Lalu ada juga nasi gemuk yang biasanya dimakan saat khataman Alquran.
Mang Amin mengatakan, ada juga kuliner yang mengalami pergeseran nama, seperti sekarang orang kenalnya kue lumpang tapi dulu namanya pungsu.
"Makanan Palembang ini juga ada yang dinikmati berpasangan, seperti Mentu yang berpasangan dengan bugis, engkak medok pasangan dengan engkak kecut/banyu," jelasnya.
BACA JUGA:4 Kuliner Khas Musi Banyuasin yang Membuat Lidah Tergoda, Sekali Makan Bakal Terus Ketagihan
BACA JUGA:5 Tenant Kuliner Paling Enak di OPI Mall Jakabaring, Harga Murah, Anak Kos Silakan Merapat!
Sebenarnya untuk menikmati makanan khas Palembang khususnya yang bingen ada dibeberapa lokasi. Sifatnya memang kadang tidak setiap hari ada. ‘’Karena memang biasanya makanan khas tersebut dilakukan untuk acara-acara tertentu. Kecuali kalau kita melakukan pemesanan terlebih dahulu,’’ katanya
Makanan bingen Kota Palembang biasanya bisa ada di Kampung kreatif makanan bingen Jakabaring. Di kawasan ini, makanan - makanan bingen yang sudah jarang ditemukan masih ada yang menjualnya.
Seperti petelo/Petolo, engkak banyu, engkak medok, dan mentu. ‘’Kalau kue bingen ini tergantung pesanan tapi kalau bulan puasa sudah pasti jual karena permintaannya meningkat," ujar Waahyu, salah seorang penjual kue bingen di Kampung Kreatif Jakabaring. (Tin)