Pembangunannya hasil kolaborasi antara Pemerintah Australia dan India. "Paling banyak dari Australia Rp690 miliar, Pemerintah Pusat Rp624 miliar, dan Pemda Rp24 miliar," bebernya. SPALDT baru menjangkau 10 persen dari penduduk Palembang, tapi nantinya bisa terus dikembangkan.
Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Musi Palembang, Andi Wijaya Adani menjelaskan SPALDT Sei Selayur akan mulai dikelola Perumda Tirta Musi pada Januari 2024. "Sekarang sudah beroperasi, tapi masih terbatas karena baru ada 12 pelanggan besar, seperti perkantoran, mall, dan hotel," tambahnya.
Selain itu, untuk dapat mengoperasikan SPALDT setidaknya butuh 1.500 m3 limbah yang diolah dari rumah tangga. "SR (Sambungan Rumah) yang memenuhi syarat operasional setidaknya 8.000 SR, atau 40 ribu jiwa terlayani," jelasnya. Namun untuk SR masih menjadi tanggung jawab Pemprov dan Pemkot Palembang. (dik/tin)