Wandayantolis juga menyampaikan bahwa fenomena El Nino diperkirakan akan berlanjut hingga Februari 2024, tetapi secara umum, musim hujan di Sumsel diharapkan akan dimulai pada bulan Oktober.
Meski begitu, perlu diketahui juga jika sebelum tanggal 20 Oktober lalu. Memang potensi pertumbuhan awan secara alami sangat kecil.
BACA JUGA:Perpanjang Tanggap Darurat Karhutla OKI
BACA JUGA:Kontribusi Aktif Anak Perusahaan Titan Group Antisipasi Dampak Karhutla
Tetapi dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dan salat Istisqo, peluang hujan diharapkan dapat ditingkatkan.
Pertumbuhan awan sudah mulai terlihat di wilayah Palembang dan sekitarnya, dan hingga akhir Oktober, diperkirakan pertumbuhan awan akan meluas dari utara ke selatan serta dari barat ke timur.
Wandayantolis mengingatkan bahwa beberapa daerah di Sumsel rentan terhadap bencana hidrometeorologis, terutama wilayah dengan dataran tinggi dan daerah aliran sungai (DAS).
Saat musim kemarau, banyak vegetasi yang mati atau terbakar, sehingga daya ikat tanah menjadi lebih rendah.
Ketika hujan turun, ada potensi terjadinya erosi dan longsor, sehingga daerah tersebut perlu mulai mempersiapkan diri.
BACA JUGA:Sigap Deteksi Hotspot, Satgas Karhutla Temukan 0,5 Hektar Lahan Terbakar Lewat Aplikasi
Untuk itu, di awal November, perlu dilakukan peralihan status dari siaga karhutla menjadi siaga banjir dan longsor, mengingat potensi cuaca yang mengancam.
Masyarakat diharapkan untuk selalu waspada dan siap menghadapi kondisi cuaca yang berubah-ubah dalam beberapa hari mendatang.