SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyelimuti wilayah Palembang. Pekat sejak Selasa tengah malam hingga Rabu (18/10) siang. Baru hilang ketika hujan turun membasahi kota pempek sekitar pukul 14.30 WIB.
Penelusuran indeks polusi udara karena asap se-Sumsel tercatat dalam IQAir. Pada Rabu pukul 02.30 WIB, indeks polusi Palembang mencapai 363. Yang artinya udara sudah pada tingkat berbahaya, bukan lagi sekedar tidak sehat.
Sedangkan indeks polusi di Ogan Ilir (Indralaya) 172 dan OKI (Kayuagung) 173, kategori tidak sehat.
Dari seluruh kabupaten/kota di Sumsel, hanya Pagaralam dan Lubuklinggau yang sedang, dengan indeks polusi hanya 88 dan 83 (lihat grafis).
BACA JUGA:Prediksi Cuaca Sumsel, Besok 19 Oktober Sejumlah Wilayah Diguyur Hujan, BMKG Beri Peringatan Dini
BACA JUGA:Modifikasi Cuaca Diperpanjang Lagi
Berdasarkan kesepakatan bersama dan melihat kondisi saat ini, Pemkab melalui BPBD OKI akhirnya memperpanjang status tanggap darurat karhutla sejak Selasa (17/10) lalu.
“Sesuai kesepakatan bersama dalam rapat, keadaan tanggap darurat karhutla diperpanjang,” ujar Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setda OKI, Zulfikar SSos MM, kemarin.
Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin SSos MM mengatakan, penanganan karhutla di lapangan masih dilakukan secara masif. “Kondisi masih tidak menentu sehingga dari hasil diskusi bersama kita sepakat melanjutkan status tanggap darurat,” bebernya.
Terpisah, Kepala Manggala Agni Daops XVII OKI, Edi Satriawan menjelaskan, karhutla saat ini terjadi di wilayah Desa Jungkal, jalan raya Sepucuk, pinggir tol Terpeka Km 324, dan tol Kayuagung Km 345.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem, Harga Kopi Mahal
BACA JUGA:Ada Bibit Awan Hujan hingga 22 Oktober
“Anggota kita masih berjibaku memadamkan api apalagi kondisi cuaca yang kian panas dan sumber air semakin sulit. Itu jadi kendala di lapangan,” tambahnya.
Untuk pemadaman karhutla di pinggir tol, diupayakan cepat karena asap yang dihasilkan berdampak mengganggu kelancaran, kenyamanan dan keamanan lalu lintas kendaraan di tol.
Dampak dari masih maraknya karhutla, warga Kayuagung mengeluhkan sejumlah gangguan kesehatan. Mata perih hingga nafas sesak. “Kami sudah sangat tersiksa karena kabut asap ini,” kata Andi, warga Kayuagung.