*TMC di Atas Wilayah Banyuasin, OKI, Palembang
*Hingga Hari Terakhir Jabatan, Deru Masih Fokus Karhutla
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Memanfaatkan peluang adanya awan hujan, dalam waktu 6 hari kedepan akan dilakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Dengan garapan dapat menghasilkan hujan buatan pada beberapa yang rawan karhutla di Sumsel.
Kepala BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana mengatakan, pesawat untuk TMC sudah tiba di Palembang. “Tadi (kemarin) langsung tebar garam,” katanya, kemarin (1/10).
Penebaran garam dilakukan karena ada potensi awan hujan di atas udara tiga wilayah, yakni Banyuasin, OKI dan Palembang. “Alhamdulillah, sudah ada hasilnya. Ada turun hujan di daerah,” bebernya.
Pihaknya berterima kasih kepada H Herman Deru yang hingga hari terakhir masa jabatannya kemarin masih fokus mengatasi karhutla. “Beliau langsung koordinasi ke BNPB dan kita Sumsel dibantu TMC mulai 1-6 Oktober,” tuturnya.
BACA JUGA : Ancaman Serius Karhutla: Pengelola Tutup Objek Wisata Bukit BesakTerpisah, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera, Ferdian Kristanto mengatakan, proses TMC sudah mulai, kemarin (1/10).
“Hari ini (kemarin) kita sudah mulai TMC, menabur garam untuk memancing hujan di beberapa titik yang kekeringan dan rawan kebakaran lahan," ujarnya.
Penaburan garam dilakukan pada awan di atas wilayah Banyuasin, OKI, dan sebagian Kota Palembang. "Hari pertama ini sebanyak 1.000 kg (1 ton) NaCL yang ditabur pada ketinggian 8.000-11.000 feet," jelasnya.
Sedangkan pemadaman dari darat terus dilakukan Manggapa Agni bersama BPBD, TNI, Polri dan masyarakat peduli api. "Untuk di OKI, sedang fokus pemadaman di wilayah Jungkal. Sudah 23 hari operasi di sana. Kemudian di Pangkalan Lampam, Padang Sugihan," ujarnya
Pemadaman juga fokus di Ogan Ilir. Lahan di kiri kanan tiga ruas tol, yakni tol Palembang-Indralaya, Kapal Betung dan Indralaya Prabumulih. "Untuk luasan lahan yang terbakar saat ini sekitar 4 ribuan hectare. Kemungkinan akan terus bertambah signifikan," imbuhnya.
Ferdian menambahkan, untuk di OKI, dipastikan wilayah yang terbakar sebagian besar lahan gambut. Bahkan ada yang gambut dalam. "Itu yang sampai saat ini belum padam," tandasnya.