Kondisi Udara di Palembang Masuk Kategori Tidak Sehat, Dampak Kabut Asap SUMATERAEKSPRES.ID - Ahmad Zulinto, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sumatera Selatan, menyarankan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel dan Kabupaten/Kota di wilayah tersebut untuk mempertimbangkan penuhnya pelaksanaan pembelajaran daring. Hal ini diungkapkan beliau mengingat situasi kabut atau asap yang semakin pekat di pagi hari, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan anak didik. "Untuk menjaga kesehatan anak didik, lebih bijak jika proses pembelajaran dilakukan secara daring. Saya meyakini hal ini merupakan opsi yang dapat diambil," tutur Zulinto.
BACA JUGA : Jadi Man of The Match, Ini yang Dikatakan Gelandang Serang Sriwijaya FC Rivaldi Bawuo!Zulinto menekankan pentingnya pemantauan dan pengawasan yang cermat dari Dinas Pendidikan, guru, pengawas sekolah, dan pihak terkait guna memastikan pembelajaran daring berjalan dengan efektif. Yang terpenting adalah memastikan anak didik tetap mendapatkan pengawasan dan arahan yang memadai. "Pastikan mereka menerima pembelajaran dengan baik," imbuhnya. Saat ini, kualitas udara di Kota Palembang menduduki posisi pertama sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, per Selasa 26/9/2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 07.00WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Palembang berada di angka 299 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 96.9 mikrogram per meter kubik. Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika. (*)
Kategori :