*Indikasi Tahan Penjualan, Berharap Harga Beras Makin Mahal
SUMSEL - Cuaca panas ekstrem saat ini mulai menunjukkan dampak terhadap produksi beras. Terlihat dari pasokan beras petani ke gudang mengalami penurunan. Kondisi itu diakui Direktur Operasional Beras Topi Koki, Sukartek. “Memang ada sedikit penurunan, tapi belum berpengaruh pada stok beras di pasaran,” katanya, kemarin. Jika terus terjadi, akan berpengaruh pada stok ke depannya. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi harga jual di pasaran."Selain dari Banyuasin dan Ogan Ilir, pasokan beras petani dari OKI Timur juga ada ke tempat (gudang) kami, walaupun secara jumlah tidak signifikan. Kemungkinan terkait dengan kondisi harga beras yang tinggi. Mereka mungkin menahan pengiriman dan berharap harga beras bisa naik lagi," tuturnya.Ia memprediksi dalam waktu dekat stok akan kembali membaik begitu masuk masa panen. Untuk ketersediaan beras Topi Koki di pasaran saat ini dalam kondisi aman. Saat terjadi kenaikan harga beras sejak Juli dan Agustus lalu, para mitra/agen membeli dalam jumlah besar. Karena pada saat itu, pihaknya memberikan bonus bagi agen/mitra tersebut. "Jadi, walau pengiriman ke gudang sedikit turun, tapi stok di pasaran aman," ulasnya. Kemungkinan lain dari berkurangnya pasokan ke gudang karena masuknya pemain beras dari Jawa ke Sumsel. Menawarkan harga yang lebih baik. BACA JUGA : Tekan Inflasi, Pemerintah Kota Palembang dan Bulog Sumsel Salurkan Bantuan Beras dari Presiden untuk Masyarakat Kurang Mampu Dengan begitu, petani punya lebih banyak pilihan tenpat untuk menjual. “Harga saat ini memang yang tertinggi selama satu dekade terakhir," tandas Sukartek. Di Megang Sakti, Musi Rawas, para petanu mulai melakukan penanaman padi. Cukup mempengaruhi stok beras. Memicu kenaikan harga pasaran. "Di tingkat petani, beras sudah Rp12-13 ribu/kg,” ujar Yulianto, petani asal Kecamatan Megang Sakti. Petani tidak lagi menjual beras ke gudang maupun tempat penggilingan karena beberapa faktor.
"Ada yang simpan untuk makan sendiri karena kalau beli mahal sekali sekarang. Untuk bibit dan stok,” jelasnya.Kata Yulianto, para petani sudah mengantisipasi, setelah panen raya bakal kemarau. Dengan harga mahal saat ini, banyak petani yang mendadak menjadi pedagang beras secara langsung. Mereka mencari modal untuk mulai menanam kembali. Banyak beras dari luar masuk, bersaing dengan beras petani lokal. Harga Rp12-13 ribu/kg di petani itu murah, karena di pasar sekarang Rp14-15 ribu/kg," timpalnya. Menurut Yulianto, kenaikan harga beras karena kebijakan pemerintah juga yang menaikkan BBM, pupuk, pajak dan lainnya. Sehingga berimbas ke kebutuhan sektor pertanian.
Kategori :