Diperiksa Sebagai Mentor Hingga Malam
PALEMBANG – Jumlah korban bisnis investasi Future E-Commerce (FEC) yang telah melapor ke Polda Sumsel 139 orang. Dengan kerugian mencapai Rp3,9 miliar. Kemungkinan korban akan terus bertambah. Seiring masih bergulirnya masalah ini. “Itu data per hari ini,” kata Ketua Tim Gabungan Kasus Investasi Ilegal FEC Ditreskrimsus Polda Sumsel, AKBP Bagus Suryo Wibowo SIK MH, kemarin (20/9). Penyidik Ditreskrimsus kemarin meminta keterangan dari Kadisbudpar Sumsel, Dr Aufa Syahrizal MSc. “Kita minta keterangannya selaku mentor ACE FEC,” katanya. Pemeriksaan hingga tadi malam pukul 21.30 WIB belum selesai. “Masih diperiksa,” ucap seorang anggota. Sebelumnya, Aufa yang mengenakan baju putih dan celana hitam tiba di Gedung Subarkah pukul 13.15 WIB. "Masuk dulu ya," ucapnya ramah. Tampak dia membawa map warna orange di tangan kiri. Seperti yang ia ceritakan kepda koran ini, Aufa mengaku dia, keluarga, dan teman-temannya juga jadi korban investasi bodong ini. “Uang kami juga ada di situ. Saya dan beberapa korban lain juga sudah melapor ke Polda,” cetusnya. Harapannya, pihak kepolisian bisa mengusut dan mencari solusi yang terbaik. Sehingga para member di Sumsel mendapatkan kepastian bagaimana kelanjutan dari bisnis FEC ini.“Kerugian akibat bisnis ini bukan saja dialami saya, para member atau sebagian masyarakat Sumsel saja. Tapi sebagian masyarakat di Indonesia, dari berbagai kalangan,” tambah Aufa.Ia pun menjelaskan awal mula ikut gabung dalam bisnis ini Mei 2023. Aufa dikenalkan dengan FEC oleh temannya. Sebelum memutuskan jadi member, Aufa mengaku browsing, mengecek lebih dulu perizinannya. BACA JUGA : Kasus Investasi Bodong FEC: Penyidik Polda Sumael Tunggu Kedatangan Aufa Syahrizal, Emak-emak Menuntut Keadilan “Ternyata dilampirkan izin KemenkumHAM, izin Kemenko Investasi, NPWP yang artinya izin pajak juga. Logikanya, ini resmi. Makanya saya mau ikut,” jelasnya. Terlepas dari izin yang dilampirkan palsu atau asli, sebagai member, dia tak mengecek itu terlalu jauh. Juga tidak berpikiran bakal terjadi seperti ini. Setelah ikut, dia merasakan hal positifnya. Makanya berani mengajak keluarga dan teman-teman.
“Saya jelaskan apa adanya. Apa yang bisa didapatkan. Tidak ada paksaan. Mau ikut silakan, tidak juga silakan. Untuk daftar dan top up sebagainya, tidak ada lewat saya atau mentor-mentor lain. Itu kan langsung member dengan perusahaan,” bebernya.Niat hatinya, ingin membantu dan berbagi kebahagian seperti yang dia sudah rasakan. Dia juga tidak tahu berapa persisnya member di Sumsel. BACA JUGA : Kasus Investasi Ilegal FEC, Aufa Kooperatif Penuhi Panggilan Penyidik Ada banyak grup WhatsApp yang berisi member-member FEC di Sumsel. Kata Aufa, memang tidak ada paksaan bagi yang ingin bergabung dalam bisnis ini. Semua berdasarkan keinginan dan keyakinan masing-masing. Semua karena bermimpi dan mengharapkan mendapatkan hasil yang banyak lewat bisnis yang awalnya diyakini terpercaya. “Yang jelas, kita termasuk saya juga tidak menyangka kalau akan seperti ini," bebernya. Soal posisi mentor, ia menegaskan itu bukan berarti menjadi wakil dari perusahaan. Sebab, setiap member yang dipromosikan sebagai mentor, maka mereka wajib memberi stratement ditulis maupun dalam bentuk video.
“Mungkin ribuan. Yang jadi mentor juga bukan hanya saya, tapi ada banyak sekali,” tuturnya.Aufa pun menjelaskan terkait seminar pada 27 Agustus 2023 di Hotel Aryaduta Palembang. Menurutnya, yang menyelenggarakan itu adalah perusahaan (FEC). Bukan dia atau para mentor lain. Mereka hanya hadir, berbagi kisah sukses.
Kategori :