PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tren yang memprihatinkan tampak dalam sektor ritel Indonesia, dengan banyak toko yang sepi pembeli, sebagaimana terlihat di berbagai platform media sosial. Menurut data terbaru dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan sektor ritel hanya mencapai 1,2 persen selama kuartal II/2023, menurun tajam dari 2,6 persen pada kuartal sebelumnya. Achmad Hafisz Tohir, Anggota Komisi XI DPR RI, menegaskan urgensi mencari solusi untuk mendukung sektor UMKM di bidang ritel yang melemah. Meskipun pemerintah telah memberikan insentif selama dua hingga tiga tahun kepada pelaku industri yang terdampak pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi tetap melambat.
BACA JUGA : Tantangan Besar bagi Coach Yoyo: Mengejar Kemenangan Away melawan PSDS Deli Serdang. Sriwijaya FC Bakal Tebus Kekecewaan!"Pemerintah telah memberikan insentif dukungan bagi UMKM melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada tahun 2020 dan 2021. Namun, pertanyaannya adalah, apakah ini sudah cukup?" ujar Hafisz kepada awak media. Pemerintah telah mengalokasikan dana besar, yakni Rp 112,84 triliun pada tahun 2020 dan Rp 121,90 triliun pada tahun 2021, untuk mendukung lebih dari 30 juta UMKM. Akan tetapi, Hafisz menyerukan agar bantuan ini terus berlanjut.
Kategori :