*Perbanyak Personel Karhutla, ISPU Lampaui Normal
PALEMBANG , SUMATERAEKSPRES.ID- Kurun beberapa hari terakhir peningkatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus terjadi di musim kemarau saat ini.
Hal ini tentu saja berdampak pada gangguan kesehatan, berkurangnya jarak pandang, hingga mengganggu aktivitas perekonomian warga.
Menyikapi hal tersebut, Polda Sumsel terus melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan termasuk melakukan penebalan personel untuk Operasi Stop Karhutla 2023.
Dari 325 personel sebelumnya, ditambah lagi sebanyak 126 personel yang akan diterjunkan ke dua wilayah terparah dampak karhutla, yakni Kabupaten Ogan Ilir (OI) dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Apel kesiapan dan pelepasan ke-126 personel tambahan untuk Operasi Stop Karhutla 2023 itu berlangsung di halaman Mapolda Sumsel dipimpin Wakapolda Sumsel, Brigjen Pol M Zulkarnain SIKMSi, kemarin (19/9).
"Kita tidak tinggal diam menyikapi bencana karhutla ini, termasuk menindak tegas pelaku pembakar lahan dan mengambil tindakan hukum," tegas Brigjen Pol M Zulkarnain usai memimpin apel pasukan penebalan Ops Stop Karhutla 2023, kemarin (19/9).
Mantan Direktur Ditreskrimsus Polda Sumsel ini pun mengingatkan kepada seluruh jajaran terutama jajaran Polres dan Polsek untuk siap siaga mengantisipasi terjadinya karhutla di wilayahnya masing-masing.
Di kesempatan itu pula Perwira Tinggi (Pati) Polri lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1994 ini pun menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada PT Pertamina, PT Medco, dan PT Pusri yang telah membantu beberapa unit kendaraan pemadam kebakaran ke lokasi karhutla.
Sementara hujan yang menguyur Kota Palembang pada Senin (18/9) belum dapat menurunkan pekatnya kabut asap, sehingga ini masih berpengaruh terhadap kualitas udara yang belum baik. Kepala Dinas Lingkungan Hidup & Kebersihan (DLHK) Kota Palembang,
Ahmad Mustain mengatakan kualitas udara Kota Palembang tergolong tidak sehat, sebab berdasarkan nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) terkini berada di level 117.
"Normalnya ISPU itu 101, berarti sudah melampaui batas normal. Jadi kualitas udara kita sekarang masih kategori tidak sehat," sampainya, Selasa (19/9).
Dijelaskan, kualitas udara buruk ini akibat asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
"Penurunan kualitas udara terpantau sejak awal bulan September. Pada 19 September 2023 pukul 08.00 WIB tadi, berdasarkan parameter PM 2.5 angka ISPU 117," katanya.
Mustain mengatakan angka tersebut menandakan kualitas udara tidak sehat, terutama untuk dihirup secara langsung. Sehingga masyarakat diingatkan untuk menggunakan masker.
"Meskipun kemarin ada hujan, ini masih sedikit, tidak berpengaruh, tapi memang angka ISPU saat ini cenderung menurun dari sebelumnya 141," katanya.
Diakuinya, hujan akan berpengaruh jika intensitasnya secara masif dan berdampak pada lahan kebakaran hujan di luar Palembang tersebut.
Maka sesuai arahan Pj Wali Kota Palembang, Drs Ratu Dewa MSi mengingatkan seluruh jajaran di kecamatan dan kelurahan untuk berperan aktif turun langsung memantau perilaku hidup masyarakat.
"Masyarakat diingatkan untuk tidak melakukan pembakaran sampah atau lahan agar dapat menekan pencemaran udara," pungkasnya. (tin/kms/fad)