SUMATERAEKSPRES.ID - Hidup ini terasa seperti roller coaster yang tak berkesudahan, bukan? Terlalu sering kita terburu-buru, mencari-cari sesuatu yang tampaknya selalu terlalu jauh di depan. Bagaimana jika kita mencoba melambat? Itulah yang disebut dengan "slow living," sebuah mindset hidup yang lebih santai, sederhana, dan sarat makna. Slow living bukanlah hal baru yang tiba-tiba muncul dalam beberapa tahun terakhir. Ia berasal dari Roma pada tahun 1980-an. Pada awalnya, slow living hanya berkaitan dengan makanan yang dihidangkan dengan lambat. Seiring berjalannya waktu, konsep ini berkembang untuk melibatkan waktu luang, kedekatan dengan alam, dan kepuasan dengan apa yang kita miliki saat ini. BACA JUGA : 5 Zodiak yang Hidupnya Paling Nyaman dan Bebas dari Penderitaan Mari kita analogikan slow living dengan makan malam. Beberapa orang lebih suka memesan makanan cepat saji dan membawanya pulang. Sementara yang lain memilih makan di tempat untuk menghindari pekerjaan mencuci piring. Namun, penganut slow living akan lebih memilih untuk memasak makan malam sendiri. Mereka akan memilih bahan-bahan yang berkelanjutan dan memperhatikan nilai gizi. Saat memasak dan makan, mereka merenungkan hari mereka, berbincang-bincang dengan pasangan, atau bahkan hanya menikmati musik yang mengalun. Meskipun slow living memiliki kemiripan dengan hidup sederhana, keduanya berbeda. Keduanya memprioritaskan apa yang paling berharga dalam hidup, tetapi pendekatan mereka berbeda. BACA JUGA : Mulailah Kehidupan Baru, Perbaiki Diri Hidup sederhana cenderung berfokus pada memiliki sedikit harta dan menghindari hal-hal berlebihan. Sementara itu, slow living mengajarkan hidup yang berkelanjutan dan sadar dalam mengonsumsi setiap aspek kehidupan.
Kategori :