BANYUASIN, KORANSUMEKS.COM - Serambe merupakan adat tradisional Kabupaten Banyuasin yang dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu. Serambe diharapkan budayawan Banyuasin dapat masuk muatan lokal (Mulok) atau Ekstrakurikuler di sekolah di Banyuasin.
"Kita harapkan dapat masuk mulok, baik itu tingkat SD, SMP dan SMA/SMK, " kata Kusmawati Affanul, Budayawan dan Seniman Banyuasin. Usulan masuk muatan lokal sendiri telah disampaikannya kepada instansi terkait bahkan juga disampaikan pada Forum grup diskusi, pembahasan revitalisasi bahasa Melayu daerah Sumsel khususnya Melayu Banyuasin dan Komering. "Saya sudah sampaikan secara langsung, agar masuk mulok, " terangnya. BACA JUGA : Perketat Pengamanan Tempat Ibadah BACA JUGA : Harga Pupuk Non Subsidi Cekik Leher Jika memang aspirasi yang disampaikan dirinya didengar oleh pemerintah, ucapnya, tentunya adat tradisional akan semakin lestari dan terjaga. Ia sendiri mengajarkan Serambe kepada anak didiknya di tempat dirinya mengajar setiap hari Jum'at sebagai muatan lokal atau ekstrakurikuler. "Mereka antusias, " tuturnya. Diakuinya Serambe merupakan adat kebiasaan orang tua zaman dahulu dalam meninabobokan anak dengan tembang yang berisikan nilai-nilai moral, religi dan nasehat. BACA JUGA : Empat Jenis Bansos yang Bisa Kamu Dapatkan Pada 2023 BACA JUGA :Sulit Bangkit karena Duit "Tak sekedar melantunkan ketika membuai anak, namun memberikan pesan kebaikan untuk anak dimasa depan, " bebernya. Seiring dengan perkembangan zaman, Serambe akhirnya masuk dalam tatanan dan urutan kegiatan adat tradisional Besangi atau lebih dikenal dengan adat Betimbang Kepala Kebo. Sehingga fungsinya tidak hanya menidurkan anak tapi juga untuk memberikan pesan nasehat buat pengantin ketika menggunakan adat Timbang Kepala Kebo. "Secara adat dan budaya fungsi keduanya tidak dapat dipisahkan, " ungkapnya. BACA JUGA : Mau Kuliah ke China dengam Beasiswa dan dapat Uang Saku ? Ini persyaratannya Lebih lanjut Sukma menambahkan Serambe telah mendapatkan Sertifikat penghargaan WBTB atau Warisan Budaya tak benda Indonesia 2022 di Jakarta Jumat malam. Sertifikat penghargaan ini didapatkan setelah melalui rangkaian kajian pustaka, tulisan ilmiah, pengumpulan data baik vidio dan foto selama kurang lebih selama lima tahun. Tepatnya sejak dinyatakan masuk nominasi usulan sebagai WBTB Indonesia. "Hingga akhirnya sampai sidang penetapan Serambe di September Jogjakarta 2022,"pungkasnya. (qda)
Kategori :