PALEMBANG- Imunisasi adalah proses membuat tubuh untuk memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Sehingga jika seseorang (baik anak maupun orang dewasa) terpapar oleh bakteri atau virus tersebut, tidak menjadi sakit, atau hanya sakit ringan saja; menghindari perawatan di rumah sakit, kecacatan bahkan meninggal dunia. Hal tersebut diungkap, Dokter Spesialis Anak konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis KSM Kesehatan Anak Rumah Sakit dr Mohammad Howsin (RSMH) Palembang Dr. Ariesti Karmila, Sp. A(K), M.Kes, Ph.D. Katanya, imunisasi berasal dari kata depan imun atau imunitas.
"Jadi bagaimana kita melakukan sesuatu kepada tubuh untuk membangun imunitas atau kekebalan terhadap penyakit tertentu yang disebabkan oleh kuman baik itu bakteri atau virus,"ujarnya.Sedangkan lanjut dia, kata vaksinasi sendiri merujuk pada proses pembentukan imunitas melalui pemberian vaksin. " Jadi kita memberikan vaksinasi untuk membentuk imunitas, tubuh dipancing dengan vaksin supaya membentuk imunitas atau kekebalan sehingga kalau misalnya nanti kita terkena atau terpapar oleh baik itu bakteri apakah itu virus, sudah punya tentara nih istilahnya seperti itu,"katanya. "Membangun tentara kita tuh dilatih jadi kalau kita gak siap nah nanti kita bisa kena penyakit tersebut,"ujarnya. Wanita yang akrab disapa Dokter Mila mengatakan, berbicara mengenai imunisasi identik dengan anak-anak. Karena memang anak-anak itulah yang dilatih kekebalan tubuhnya sejak dini. "Supaya nanti berhadapan dengan berbagai macam kuman virus yang ada dia sudah punya kekebalan,"ujarnya. Dijelaskannya,sebenarnya sewaktu masih di dalam kandungan bayi-bayi itu mendapatkan imunitas tubuh dari ibunya. " Tapi itu tidak bisa bertahan lama seiring dengan waktu habis karena itu kan namanya dikasih kalau kita kan harus dipancing nah kalau dia bisa membentuk sendiri nah itu imunitas yang baik dan bertahan lama,"katanya. Kemudian dia menjelaskan kapan anak mulai diberikan imunisasi.
" Vaksinasi kalau sesuai jadwalnya mulai diberikan sejak usia 0 hari, bahkan sampai dewasa pun tetap ada vaksin yang perlu diberikan secara berkala; seperti vaksin influenza atau Covid-19,"katanya.Lanjutnya, orang bisa menjadi kebal terhadap penyakit secara alami atau secara buatan. "Kebal secara alami akan terjadi bila kita terinfeksi bibit penyakit, maka tubuh akan membentuk zat anti sehingga memberikan perlindungan dari penyakit tersebut,"ujarnya. Infeksi alami ini terjadi setelah kontak dengan agen penyebab penyakit baik itu bakteri ataupun virus yang ada di alam, umumnya bisa lebih ganas sehingga menimbulkan penyakit yang berat. "Sering kali harus dirawat di rumah sakit, bisa menyebabkan kematian, atau bisa sembuh dengan meninggalkan cacat,"katanya lagi. Lanjutnya, kekebalan buatan atau didapat, dengan memberikan vaksin, dimana bibit penyakit sudah dilemahkan atau dimatikan sehingga anak tidak menjadi sakit tetapi memberikan kekebalan yang sama dengan infeksi alami. "Pemberian vaksin inilah yang disebut vaksinasi,"jelasnya. Katanya, Imunisasi itu bersifat spesifik. Maksudnya satu macam vaksin hanya dapat mencegah satu macam penyakit saja. Misalnya vaksin BCG untuk mencegah penyakit Tbc, vaksin DPT untuk mencegah penyakit Difteri, Batuk rejan dan Tetanus, vaksin Campak untuk mencegah penyakit Campak.
"Karena itu untuk mencegah banyak penyakit, harus diberikan beberapa jenis vaksin juga. Setelah imunisasi anak tidak langsung menjadi kebal, tetapi perlu beberapa lama untuk membentuk zat anti yang cukup melindungi terhadap penyakit yaitu sekitar 2 minggu setelah lengkap,"jelasnya.Zat anti juga tidak bersifat permanen, setelah beberapa waktu jumlah zat anti akan menurun. Karena itu diperlukan vaksinasi ulang untuk mempertahankan zat anti tetap tinggi, termasuk juga vaksin Covid-19 yang ada sekarang ini. Apakah anak yang sudah diimunisasi masih bisa sakit? Umumnya anak yang sudah mendapat satu vaksin akan kebal terhadap penyakit tersebut. Meskipun demikian ada anak yang daya tahan tubuhnya lemah masih bisa sakit tetapi akan lebih ringan dibandingkan jika si anak tidak pernah mendapat vaksin. Misalnya anak yang telah mendapat vaksin BCG, bila terpapar dengan pasien Tbc, ada yang masih kena sakit Tbc tetapi terbatas pada Tbc kelenjar atau Tbc paru saja, tidak sampai menjadi Tbc otak, Tbc tulang, Tbc usus atau Tbc ginjal. " Vaksinasi adalah upaya pencegahan penyakit yang sangat efektif. Bila semua anak sudah mendapat vaksinasi maka bukan tidak mungkin penyakit tersebut akan hilang dari muka bumi ini. Contoh penyakit yang sudah tidak kita temukan lagi karena vaksinasi rutin adalah penyakit cacar dan mudah-mudahan dalam waktu dekat polio akan menjadi pengakit kedua yang berhasil dieradikasi,"tutupnya. (nni/lia)
Kategori :