NFT, Selain Tawarkan Perlindungan Hak Cipta dan Monetisasi, Juga Beri Dampak ke Lingkungan SUMATERAEKSPRES.ID - Non-Fungible Token (NFT) merupakan asset digital yang bisa digunakan sebagai pengganti objek dunia nyata seperti seni musik, game, lukisan, video pendek, hingga sebuah tweet. Transaksi NFT biasanya dilakukan dengan cryptocurrency yang diberikan kode menggunakan software dasar yang hampir mirip dengan aset crypto lain. NFT mulai dikenal dan dikenal praktis sebagai kegiatan jual beli karya seni digital. Proses transaksi yang terbatas serta kepemilikan kode unik, juga jadi salah satu alasan mengapa NFT banyak digunakan saat ini. Karena NFT merupakan suatu karya baik itu karya seni, karya musik, video, item game, dan lain-lain yang dienkripsi ke dalam jaringan blockchain sehingga sering kali NFT dikaitkan dengan hak cipta. BACA JUGA : Menjelajahi Kehebatan Kamera Realme 11 Pro+: Resolusi 200MP dan Teknologi Terkini. Ini Hasil Jepretannya! Maka dari itu, teknologi blockchain dalam NFT menawarkan keamanan dengan memberikan jaminan bagi seniman untuk kepemilikan karya. Hal ini dapat membantu seniman untuk menghindari plagiarisme dan pencurian ide. Dilansir dari beberapa artikel, sistem smart contract yang ada dalam teknologi NFT memberikan kemampuan seniman untuk melihat presentase royalti setiap karyanya berpindah tangan. BACA JUGA : Dari Niat Sederhana hingga Jadi Miliarder Termuda di Dunia, Inilah Sosok Pendiri Scale AI Penerus Elon Musk Dari keuntungan yang didapatkan, NFT nyatanya juga memiliki dampak produksi karbon yang begitu menguras listrik untuk lingkungan dari kegiatan transaksi yang menggunakan cryptocurrency. Alasan utama NFT boros energi yaitu karena dijual di platform blockchain. Blockchain berperan sebagai buku besar yang mencatat setiap transaksi Bitcoin, sehingga memerlukan orang yang bisa memvalidasi pergerakan uangnya.
Kategori :