PALEMBANG- Dr Alie Solahuddin, SpM(K), Subsp. KBR Dokter Spesialis Mata Konsultan Bedah Katarak dan Refraktif KSM Mata Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang mengatakan, definisi buta dalam bahasa Indonesia bisa diartikan tidak bisa melihat. Namun bila menurut WHO yang disebut dengan buta itu jika tajam penglihatannya 3/60. " Artinya tiga meter hanya bisa melihat hitungan jari dengan jarak tiga meter,"ujar Dokter Alie saat acara talkshow belum lama ini, dengan tema “Kebutaan yang dapat diobati” Lanjut dia, bila mata seseorang dalam keadaan normal sesungguhnya bisa melihat dalam jarak 60 meter tapi pada orang itu hanya 3 meter.
" Orang normal 60 meter bisa menghitung jari. jadi kalau kita yang normal 1,2,3 bisa kelihatan tapi orang yang disebut buta oleh WHO itu dengan jarak 3 meter. Tapi kalau menurut orang awam, orang-orang kita bilang kalau buta ya sama sekali tidak bisa melihat gelap sama sekali,"ujarnyaMenurutnya, penyebab kebutaan pada mata yang paling banyak di dunia adalah kebutaan yang diakibatkan oleh katarak, kelainan kacamata, glaukoma (tekanan bola mata yang tinggi) selain dari penyebab lainnya seperti trauma dan penyakit-penyakit yang lain. " Tapi yang urutan pertama itu adalah katarak," ujarnya. Lalu kebutaan yang seperti apa yang bisa di obati ? Dia mengatakan kebutaan-kebutaan sebenarnya bisa diobati dan disembuhkan salah satunya kebutaan karena penyakit katarak, kebutaan karena kelainan kacamata yang disebut dengan kaca minus. Selain faktor usia adakah penyebab lain dari katarak? Menurut Dokter Alie, ada beberapa klasifikasi penyebab katarak. Di antaranya sakit katarak yang diderita seseorang didapat sejak lahir katarak ini disebut katarak congenital karena pertumbuhan lensa mata yang tidak normal. Kemudian katarak di usia muda atau katarak juvenial, katarak dibawah usia 40 tahun. " Katarak senilis atau katarak yang disebabkan usia ini yang paling banyak usianya lebih dari 40 tahun,"paparnya Lanjutnya, bila seseorang sudah terkena katarak karena faktor usia biasanya dokter melakukan tindakan operasi pada mata. " Jadi perlu diketahui bahwa katarak itu adalah merupakan kekeruhan pada lensa mata yang ada didalam bola mata pasien, yang mana kalau normalnya lensa kita tuh jernih nah karena berkembang nya usia, bertambahnya usia maka kejernihan itu semakin lama semakin berkurang dan kepadatannya semakin memadat makanya kalau itu sudah tidak jernih sama dengan kalau kita punya kaca mobil yang sudah jamuran dikerok juga gak bisa, mesti diganti kacanya," katanya lagi. Mengenai adanya pertanyaan apakah diabetes melitus bisa menyebabkan katarak? Dia menjelaskan diabetes atau penyakit kencing manis bisa merusak seluruh organ tubuh. Dimana kadar gula darah yang tinggi akan merusak metabolisme diseluruh tubuh termasuk metabolisme di lensa mata. “Karena metabolisme mata, di lensa mata kita itu adalah metabolismenya untuk menjaga supaya lensa itu tetap jernih jadi pada usia-usia muda juga. Kalau dia kena kencing manis yang tidak terkontrol sehingga metabolisme lensa berubah maka akan terjadi perubahan metabolisme yang menjaga kejernihan lensa jadi akan terjadi katarak apalagi dengan ditambah usia memang sudah proses usia normalnya katarak jadi memang kencing manis bisa menyebabkan katarak," ujarnya Kemudian dokter spesialis mata dan Konsultan Bedah Katarak dan Refraktif KSM Mata RSMH Palembang ini juga menjawab beberapa pertanyaan mengenai katarak yang di sebabkan trauma pasca kecelakaan dimana salah satu pasiennya setelah di operasi berhasil sembuh dan salah satu pasiennya tidak. Menurutnya banyak faktor yang mempengaruhi kesembuhan pasien apalagi pasien itu sudah lansia dengan penyakit bawaan diabetes melitus. " Tidak ada kencing manisnya pun memang kondisi di matanya berbeda kejadiannya atau kejadian di mata karena traumanya. jadi bisa kita harus lihat dulu keberhasilan operasi katarak itu juga ditentukan oleh keadaan dari organnya tersebut yang saya bilang kebutaan yang dapat disembuhkan salah satunya katarak,". Namun ini dalam keadaan yang normal fisiologis artinya tidak terjadi apa-apa artinya sehat tidak ada kencing manis, hipertensi, tidak trauma,kalau trauma itu kita sulit memprediksi kannya. Terkadang trauma itu bisa menyebabkan yang namanya gangguan disyaraf faviopticusnya atau di syaraf retinanya terganggu bisa lepas kalau itu lepas memang saat dia terjadi katarak kita tidak bisa menilai didalam itu sudah terjadi pelepasan retinanya atau belum atau sudah terjadi kerusakan di nervus opticusnya atau disyaraf matanya apa belum itu kita belum bisa melihat'," katanya Oleh sebab itu, lanjut dia kalau memang terjadi ketidak berhasilan dalam operasi katarak itu kita mesti menilai dulu apakah syarafnya masih baik. " Artinya syaraf masih baik itu fungsinya masih baik di samping dari anatomi nya atau keadaan dari matanya jadi mungkin itu dulu penyebabnya jadi kita bisa evaluasi coba dikonsultasikan kembali diperiksa yang lengkap ada di RRSMH, karena cukup lengkap dari mulai alatnya sampai ke dokter-dokter nya semua sub spesialis ada semua di rumah sakit," tukasnya. (nni/lia)
Kategori :