Jejak Dialek Melayik, Kisah Bahasa Purba yang Hidup di Muratara

Minggu 25 Jun 2023 - 02:30 WIB
Reporter : Alf Sumeks
Editor : Alf Sumeks

Jejak Dialek Melayik, Kisah Bahasa Purba yang Hidup di Muratara

MURATARA, SUMATERAEKSPRES.ID - Kabupaten Muratara merupakan daerah yang mempertahankan warisan peradaban purba hingga saat ini dengan keunikan yang sepenuhnya berbeda. Banyak penduduk setempat percaya bahwa suku yang tinggal di wilayah ini adalah salah satu yang tertua di Sumatera. Meskipun kita sudah memasuki abad ke-21, sejarah terus menjadi fakta yang tersembunyi. Hal ini dikonfirmasi oleh Rozali, seorang tokoh adat di Kabupaten Muratara, pada Sabtu (24/6). Menurutnya, suku Melayu yang mendiami wilayah ini cukup tua dari suku-suku lainnya. Bukti dari hal ini terlihat dari peradaban yang berkembang di daerah tersebut, termasuk penggunaan kosakata dan dialek Melayik. Dialek Melayik atau Melayu Purba, masih penduduk setempat gunakan secara luas. BACA JUGA : Ambergris, Jejak Aroma Kuno yang Terus Hidup dalam Industri Parfum Beberapa kata dalam bahasa ini adalah "bahaso" (bahasa), "urang" (orang), "awak" (saya), "legen" (pulau), "bungin" (membesar), "hulu" (hilir), "keneng" (ingin). Lalu "guha" (gua), "samping" (sebelah), "pinggan" (piring), "tihang" (tempat), "bilik" (kamar), "muara" (muara sungai), "hatep" (tepian). Selanjutnya "tapay" (tempat tidur), "pulut" (ketan), "lampuyang" (temulawak), "imau" (mau), "inum" (minum), "tunu" (tahu), "getah" (karet), "barunas" (ujan), dan "cucuk girek" (jari-jari). Menurut Rozali, dialek Melayik lebih tua daripada dialek Melayu, seperti Melayu Malaysia atau kosakata Melayu. Selain itu, sejumlah tradisi kuno juga masih lestari di daerah Muratara. Contohnya adalah rumah panggung, pakaian Melayu, adat pernikahan adat persedekahan, sedekah bumi, dan cerita banjir.
Tags :
Kategori :

Terkait